Ketua Panitia Kejurnas Barongsai Bali 2025, Dewa Gede Ary Wirawan (kiri) bersama Ketum FOBI Bali, Andra Jaya. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Barongsai 2025 yang digelar di Bali resmi berakhir dengan sukses dan meninggalkan banyak catatan penting bagi panitia maupun Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Bali.

Ajang ini sekaligus menjadi pemanasan menuju Kejuaraan Dunia Barongsai 2026 yang rencananya juga bakal digelar di Pulau Dewata.

Ketua Panitia Kejurnas 2025, Dewa Gede Ary Wirawan, menegaskan bahwa meski prestasi tim Bali belum maksimal, Kejurnas tahun ini memberikan pengalaman berharga dalam hal penyelenggaraan event berskala besar.

Baca juga:  Zona Orange Ini Terbanyak Tambah Warga Meninggal Terinfeksi COVID-19

“Kalau soal prestasi itu PR besar bagi FOBI Bali. Tapi dari sisi kepanitiaan, banyak pelajaran penting yang kami dapat. Setelah Kejurnas, kami akan merancang Festival Barongsai keliling Bali sebagai ajang promosi jelang Kejuaraan Dunia 2026,” ujar Ary Wirawan di Sanur, Senin (24/11).

Sementara itu, Ketua Umum FOBI Bali Andra Jaya menyampaikan bahwa secara umum Kejurnas berlangsung lancar, namun masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, khususnya fasilitas venue.

“Kendala terbesar memang belum tersedianya tribun khusus penonton, sehingga jumlah penonton kurang optimal. Tapi jadwal pertandingan semuanya berjalan on time,” jelasnya.

Baca juga:  Soal Penataan Pelabuhan Benoa, Ini Kata Pelindo III

Dari sisi kompetisi, persaingan berlangsung sangat ketat. Tim-tim unggulan PON seperti DKI Jakarta dan Jawa Tengah kembali menunjukkan dominasi mereka di arena. Meski demikian, Bali tetap mampu mempersembahkan hasil membanggakan dengan meraih dua medali perunggu, masing-masing dari nomor Naga Kecepatan** dan Naga Halang Rintang.

Andra Jaya menilai capaian ini harus menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas atlet Bali agar mampu bersaing meraih medali emas di kejuaraan mendatang.

Baca juga:  Jembrana Tambah 16 Kasus COVID-19, Didominasi Klaster Ini

“Dua perunggu ini bukan hasil akhir. Ini modal awal untuk memoles kemampuan atlet kita agar lebih siap menghadapi even-even besar, termasuk Kejuaraan Dunia tahun depan,” tegasnya.

Dengan evaluasi matang, rencana festival keliling, dan motivasi besar menuju ajang dunia, Bali kini menatap 2026 dengan optimisme tinggi. Kejurnas 2025 bukan hanya ajang kompetisi, tetapi tonggak awal menuju panggung barongsai internasional di Pulau Dewata. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN