
JAKARTA, BALIPOST.com – Situasi kursi pelatih kepala Timnas Indonesia kian panas. Setelah kegagalan Patrick Kluivert membawa Garuda lolos ke Piala Dunia 2026, PSSI bergerak cepat menyeleksi penerusnya.
Dalam jumpa pers di GBK Arena, Kamis (20/11), Sekjen PSSI Yunus Nusi menegaskan bahwa federasi kini sudah mengantongi lima nama kandidat pelatih yang akan menjalani proses uji kelayakan dalam waktu dekat.
Dirilis dari Kantor Berita Antara, Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, memastikan bahwa ia bersama Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, akan mendalami satu per satu kandidat tersebut mulai “minggu-minggu depan”.
PSSI belum ingin mengumumkan nama-namanya secara resmi, namun derasnya rumor di publik membuat pembahasan semakin menarik.
Di lini publik, dua nama menjadi sorotan besar, Jesus Casas dan Ange Postecoglou, dua pelatih berpengalaman yang kini tengah tidak terikat kontrak. Sementara itu, peluang Shin Tae-yong sudah tertutup sepenuhnya setelah Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut era STY “sudah menjadi masa lalu”.
Berikut profil lengkap lima kandidat pelatih potensial yang memiliki peluang besar menangani Tim Garuda:
- Ange Postecoglou, Raja Trofi di Berbagai Benua
Nama Ange Postecoglou mungkin paling mentereng dalam daftar kandidat. Pelatih asal Australia ini pernah mengantar Tottenham Hotspur meraih gelar Liga Europa 2024/25, mengakhiri paceklik panjang klub.
Membawa Celtic dua kali juara Liga Skotlandia (2021/22, 2022/23). Menaklukkan Liga Australia empat kali bersama dua klub berbeda. Menjadi kampiun Liga Jepang 2018/19 bersama Yokohama F. Marinos. Dan membawa Australia juara Piala Asia 2015.
Meski sempat dipecat Nottingham Forest usai rangkaian hasil buruk, rekam jejaknya menjadikan Postecoglou sebagai opsi paling elite dalam daftar.
2. Paulo Bento, Ahli Strategi yang Bawa Korea Selatan ke 16 Besar Piala Dunia
Pelatih Portugal berusia 56 tahun ini punya rekam jejak kuat di Asia, 35 kemenangan dari 57 laga bersama Korea Selatan. Lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022, sebelum dihentikan Brasil. Pernah menangani UEA dengan 14 kemenangan dari 26 laga.
Bento dikenal sebagai pelatih yang disiplin, taktis, dan piawai memaksimalkan potensi pemain Asia. Namun hasil buruk di akhir masa tugasnya di UEA sedikit menodai catatan impresifnya.
3. Jesus Casas, Otak Spanyol yang Membawa Irak Meledak
Casas adalah salah satu nama yang paling ramai diperbincangkan di media sosial. Pelatih asal Spanyol ini sukses membangkitkan Irak, 33 laga dengan 20 kemenangan, 4 seri, 9 kalah. 75 gol dicetak Irak di bawah kepemimpinannya. Juara Piala Teluk 2022/23.
Sebelum itu, Casas adalah bagian penting dari kesuksesan Luis Enrique di Barcelona, termasuk treble winner 2014/15. Ia juga menjadi asisten pelatih Timnas Spanyol di tiga era berbeda. Pengalaman analitis dan progresif membuatnya cocok dengan model sepak bola modern.
4. Juan Antonio Pizzi, Sang Juara Copa America yang Kenal Asia
Pelatih berpaspor Spanyol–Argentina ini memiliki karier internasional yang luas: Juara Copa America 2016 bersama Chile, mengalahkan Argentina dalam adu penalti yang membuat Messi sempat pensiun sementara. Pernah melatih Arab Saudi di Piala Dunia 2018. Memiliki empat pengalaman melatih klub dan tim nasional di Asia.
Meski gagal di Piala Dunia 2018, prestasinya di level internasional membuatnya tetap kandidat kuat.
5. Felix Sanchez, Arsitek Kebangkitan Qatar
Felix Sanchez adalah figur penting dalam perubahan besar sepak bola Qatar. Juara Piala Asia 2019 dengan rekor sempurna (7 laga, 7 kemenangan). Kebobolan hanya satu gol sepanjang turnamen. Pelatih Qatar hampir 10 tahun, dari kelompok umur hingga senior. Bawa Al Sadd menjadi juara Liga Qatar 2024/25.
Meskipun Qatar tampil buruk di Piala Dunia 2022, kontribusinya membangun generasi emas Qatar tak dapat disangkal.
Dengan berbagai latar belakang mulai dari raja trofi, spesialis Asia, hingga arsitek generasi emas, pilihan PSSI kali ini akan sangat menentukan arah sepak bola Indonesia ke depan.
Proses uji kelayakan akan segera berlangsung dan seluruh pecinta sepak bola Indonesia menantikan sosok yang akan menjadi pemimpin baru Garuda. (Suka Adnyana/balipost)










