
SURABAYA, BALIPOST.com – Isu mengenai bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang tercampur air kembali mengemuka.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra.
Mengutip Kantor Berita Antara, Mars mengatakan pihaknya akan memberikan atensi serius terhadap isu itu.
“Terkait isu kontaminasi air di BBM Pertalite yang disalurkan di SPBU, kami dari Pertamina Patra Niaga tentunya all out dan memberikan atensi serius agar hal ini jangan sampai menimbulkan keresahan apalagi menimbulkan kerugian kepada masyarakat, katanya di Surabaya, Jumat (31/10).
Ega mengatakan Pertamina Patra Niaga telah menyisir dan mengecek kualitas BBM jenis Pertalite di hampir 300 SPBU di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur mulai dari Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Bojonegoro, hingga Malang.
Pertamina melakukan pengecekan melalui metodologi pasta air, melalui mekanisme densitas, serta melalui standar visual clarity dan kecermatan warna daripada BBM untuk mengindikasi ada atau tidaknya kontaminan di dalam Pertalite.
Tak hanya itu, Patra Niaga juga melibatkan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) untuk mengecek dan menentukan kualitas BBM.
“Kami bersama Lemigas tentunya yang mempunyai kapabiliti dan otoriti untuk menentukan kualitas BBM untuk memeriksa kondisi penyaluran BBM di SPBU Pertamina,” ujarnya.
Berdasarkan pengecekan tersebut, Ega menegaskan sejauh ini tidak ditemukan adanya percampuran BBM jenis Pertalite dengan kontaminan seperti air.
Terlebih, lanjutnya, Pertamina dalam melakukan penyaluran BBM ke SPBU terdapat prosedur yang harus dilaksanakan untuk memastikan agar BBM berkualitas baik, tidak tercampur air, dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
“Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut,” katanya.
Meski demikian, Ega memastikan Pertamina Patra Niaga akan terus menyelidiki dan mencari tahu yang sebenarnya terjadi di masyarakat saat ini dengan berkoordinasi bersama berbagai pihak termasuk Aparat Penegak Hukum (APH) yakni kepolisian.
“Kami juga sudah membuka posko pengaduan untuk menangani keluhan konsumen mencarikan solusi pada konsumen yang betul-betul membeli BBM di SPBU Pertamina,” kata Ega. (kmb/balipost)
 
  
 








