Kegiatan pasar tani di di halaman Gedung PLUT Kabupaten Bangli, Jumat (24/10). (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Pasar tani rutin digelar Pemkab Bangli sebagai upaya menekan laju inflasi dan meningkatkan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat. Di tahun 2026, Pemkab merancang pelaksanaan pasar tani sebanyak 30 kali.

Seperti pada Jumat (24/10), pasar tani diselenggarakan di halaman Gedung PLUT Kabupaten Bangli. Pasar Tani tersebut menjual beragam komoditas pertanian dan pangan pokok, seperti beras, bawang, cabai, sayuran, dan hasil perikanan, dan produk olahan pertanian yang dijual dengan harga khusus.

Baca juga:  Pemkab Klungkung Raih Penghargaan dari Presiden

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma mengatakan Pasar Tani bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan harga. Dengan mempertemukan langsung produsen (petani) dengan konsumen, harga komoditas yang dijual adalah harga di tingkat petani, sehingga relatif lebih murah dibandingkan harga pasar.

Dalam pasar tani ini Pemkab melibatkan 10 petani. “Ini adalah kegiatan rutin, bagian dari kegiatan TPID. Kami akan adakan keliling kecamatan/desa sebanyak 30 kali di tahun ini,” jelasnya.

Baca juga:  2022, Pendapatan Kota Denpasar Dirancang Naik Rp 10 Miliar

Sarma berharap kegiatan ini membantu menjaga harga pangan tetap stabil dan ketersediaan pasokan di tengah masyarakat. Di sisi lain petani mendapatkan wadah langsung untuk memasarkan hasil panennya, yang juga menguntungkan konsumen.

Sementara itu Wakil Bupati I Wayan Diar yang hadir dalam kegiatan itu menyampaikan apresiasi atas inisiatif Dinas PKP Bangli. Diar berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan para petani. “Gerakan Pasar Tani ini adalah bentuk kehadiran pemerintah dalam menjamin kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Baca juga:  Paralayang di Bukit Kutuh

Diar menambahkan bahwa Pemkab Bangli akan terus berupaya menjembatani agar konsumen lebih dekat dengan petani, sehingga masyarakat mendapatkan harga yang relatif murah, sementara petani juga terbantu dalam pemasaran. (Dayu Swasrina/balipost)

 

 

BAGIKAN