Kepala BI KPw Bali Erwin Soeriadimadja. (BP/May)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perekonomian Provinsi Bali mencatat pertumbuhan yang solid sebesar 5,95 persen (yoy) pada triwulan II/2025. Bank Indonesia (BI) menilai capaian tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi daerah yang tetap terjaga di tengah melambatnya perekonomian global.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali masih ditopang oleh kinerja sejumlah sektor. Ada pun sektor penopang ini meliputi pariwisata, transportasi, pergudangan, dan investasi yang terus meningkat.

“Bali tumbuh cukup baik dengan intermediasi perbankan yang sehat dan sistem pembayaran yang terjaga. Inflasi juga berada dalam level yang terkendali,” ujarnya saat Economic Triwulan III/2025, Jumat (17/10).

Baca juga:  Yachter dari 24 Negara Diajak Ikuti Rutinitas Warga Menyali

Menurutnya, iklim ekonomi yang kondusif menjadi faktor penting dalam menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global. “Kondisi ini menunjukkan bahwa ekonomi Bali tetap tangguh meskipun ekonomi dunia sedang dalam tren melambat,” tambahnya.

Erwin menjelaskan, perlambatan ekonomi global masih berlanjut akibat ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan tarif baru Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Trump. “Ketidakpastian global masih tinggi, sementara berbagai indikator menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dan terjadi disparitas antarnegara,” terangnya.

Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini diperkirakan berada di kisaran 3 persen, dengan Amerika Serikat mengalami pelemahan konsumsi rumah tangga akibat dampak kebijakan tarif.

Baca juga:  Ini, Proyeksi BI untuk Pertumbuhan Ekonomi Bali di 2021

Sementara itu, Tiongkok melambat karena turunnya ekspor ke AS, sedangkan Eropa dan Jepang juga berada dalam tren penurunan sejalan dengan lemahnya kinerja ekspor mereka. “Dengan kondisi global seperti itu, penguatan ekonomi domestik menjadi kunci. Kita harus terus mendorong sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply) agar ekonomi nasional dan daerah, termasuk Bali, tetap tumbuh berkelanjutan,” jelasnya.

Erwin menejelaskan, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2025, Bank Indonesia memutuskan menurunkan BI Rate menjadi 4,75 persen. Langkah ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pelonggaran moneter seiring dengan tren inflasi yang melandai. “Kebijakan penurunan suku bunga ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan mendorong penyaluran kredit serta pembiayaan di sektor riil,” katanya.

Baca juga:  Akhirnya, Harapan Petani Pangsan Terwujud

Selain itu, BI juga memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui perluasan ekosistem digital. “Digitalisasi di sektor transportasi, pariwisata, dan keuangan pemerintah di Bali terus berkembang pesat. Ini menunjukkan sistem pembayaran kita semakin efisien, inklusif, dan tangguh,” ujarnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi Bali yang mencapai 5,95 persen, BI optimistis momentum positif ini dapat terus dipertahankan. “Kita perlu terus menjaga stabilitas, memperkuat sektor produktif, serta meningkatkan digitalisasi ekonomi agar pertumbuhan Bali semakin berkualitas dan berkelanjutan,” ucapnya. (Suardika/balipost)

BAGIKAN