Wasit Agung Setiayawan (kanan) melihat Video Assistant Referee (VAR) setelah pesepak bola Malut United dijatuhkan penjaga gawang Borneo FC Nadeo Winata pada laga lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Gelora Kie Raha Ternate, Maluku Utara, Senin (10/2/2025). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi memperkenalkan Football Video Support (FVS) sebagai alternatif baru dari sistem Video Assistant Referee (VAR).

Inovasi ini dipaparkan FIFA melalui laman resminya pada Selasa (7/10), bertujuan menghadirkan teknologi peninjauan pertandingan yang lebih murah dan mudah diakses berbagai kompetisi.

Meski serupa dengan VAR, FVS difokuskan untuk meninjau empat keputusan krusial dalam pertandingan yakni Gol atau tidak gol, Penalti atau tidak penalti, Kartu merah langsung danKesalahan identifikasi pemain dalam pemberian kartu kuning atau merah.

Baca juga:  Terdakwa Ricky Rizal Divonis 13 Tahun Penjara

Tidak seperti VAR yang sepenuhnya diinisiasi oleh ofisial pertandingan, sistem FVS justru mengandalkan inisiatif pelatih kepala. Setiap pelatih memiliki dua kesempatan untuk meminta peninjauan dalam satu pertandingan, serta tambahan kesempatan saat memasuki babak tambahan waktu.

Setelah pelatih mengajukan permintaan, wasit utama akan meninjau tayangan ulang melalui monitor di samping lapangan. Wasit bisa melihat dari berbagai sudut kamera, memutar ulang, hingga memperlambat tayangan untuk memastikan keputusannya.

Baca juga:  Presiden Perintahkan Kapolri Berantas Oknum Pelindung TPPO

Jika peninjauan terbukti tepat, maka kesempatan FVS tetap dipertahankan oleh tim. Namun, bila hasilnya tidak sesuai, maka jatah pengajuan dari pelatih berkurang.

Keputusan penggunaan FVS sebelumnya telah disetujui dalam Rapat Umum Tahunan ke-139 Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB). FIFA kemudian memperluas uji coba sistem ini ke berbagai kompetisi non-FIFA, memberi peluang bagi asosiasi anggota untuk mengadopsinya.

Dalam pengembangannya, sejumlah penyedia teknologi yang berpengalaman di bawah Program Kualitas FIFA telah mengajukan sistem mereka. Teknologi itu dipamerkan melalui demonstrasi langsung kepada ofisial pertandingan, liga, serta badan pengatur, sebelum dinilai dan diuji lebih lanjut.

Baca juga:  Delapan Elit Parpol Sikapi Wacana Sistem Porposional Tertutup Pemilu 2024

Dengan biaya operasional yang lebih rendah dibanding VAR, FIFA berharap FVS bisa menjadi solusi teknologi peninjauan pertandingan yang lebih inklusif, sehingga tidak hanya turnamen besar, tetapi juga liga dan kompetisi level menengah dapat mengimplementasikannya. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN