Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faishol Nurofiq. (BP/didit)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peran kepemimpinan daerah sangat penting dalam memperkuat komitmen aksi iklim untuk mencapai target penurunan emisi nasional dan global. Demikian mengemuka dalam Forum Nasional Pekan Iklim Bali 2025: Titik Temu Ambisi dan Aksi Iklim, Senin (25/8) di Sanur, Denpasar.

Diselenggarakan oleh Koalisi Bali Emisi Nol Bersih bersama Pemerintah Provinsi Bali, Pekan Iklim Bali berlangsung pada 25-30 Agustus 2025. Kegiatan dilangsungkan di berbagai lokasi, seperti Sanur, Badung, Klungkung, dan Gianyar.

Pekan Iklim Bali 2025 dibuka oleh Gubernur Bali, Wayan Koster diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra. Dilanjutkan dengan siaran langsung pidato kunci oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faishol Nurofiq, sekaligus memulai sesi Forum Nasional.

Baca juga:  Cellular World Dukung BBMVER 2020, Berlari Sambil Jaga Lingkungan

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan provinsinya telah menjadikan penguatan tata kelola perhutanan, termasuk perhutanan sosial, sebagai prioritas utama yang dipadukan dengan kebijakan pembangunan rendah karbon yang tangguh dan berketahanan iklim.

“Pemimpin daerah memiliki peran kunci dalam implementasi aksi iklim daerah, karena merasakan langsung dampak krisis iklim, dan harus terjun langsung ke permasalahan dan konteks lokal. Pekan Iklim Bali akan menjadi langkah awal dan pemantik inspirasi bagi pemimpin iklim daerah, untuk saling berbagi wawasan dan dukungan, demi mencapai ambisi iklim daerah yang mendukung target penurunan emisi nasional,” ungkap Mahyeldi.

Baca juga:  Peralatan Mulai Disiapkan, Sidang Paripurna DPRD Bali akan Digelar Gunakan "Vicon" 

Anggota Komite Pengarah Koalisi Bali Emisi Nol Bersih dan Country Director World Resources Institute (WRI) Indonesia, Nirarta Samadhi, mengatakan aksi dan solusi iklim yang ada saat ini membutuhkan skema pendanaan yang berkelanjutan, inklusif, dan mendukung kebutuhan lokal.

Melalui Pekan Iklim Bali, solusi aksi iklim berbasis riset dan praktik terbaik dapat diperluas dan diterapkan secara nyata di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” tandasnya.

Baca juga:  Hadir di Pura Batu Medau, Gubernur Koster Ajak Masyarakat Doakan Kelancaran KTT G20

Aspek pembiayaan sangat penting, seperti yang ditekankan oleh Direktur Eksekutif ViriyaENB, Suzanty Sitorus. Ia mengatakan pemimpin daerah perlu mengintegrasikan aksi iklim dengan pertumbuhan ekonomi, melalui adopsi ekonomi regeneratif yang berbasis lokal, mandiri, inklusif, dan berkelanjutan.

“Melalui Pekan Iklim Bali, pemimpin daerah diajak membangun solusi yang tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga memulihkan ekosistem dan memperkuat ketahanan masyarakat lokal,” ungkap Suzanty. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN