Sebulan pelaksanaan festival parade gebogan dan fragmentari yang digagas Daya Tarik Wisata (DTW) Ulundanu Beratan bersama The Bloom Garden, menjadi magnet baru bagi wisatawan asing, khususnya dari Eropa. (BP/Ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Sebulan pelaksanaan festival parade gebogan dan fragmentari yang digagas Daya Tarik Wisata (DTW) Ulundanu Beratan bersama The Bloom Garden, menjadi magnet baru bagi wisatawan asing, khususnya dari Eropa.

Data manajemen menunjukkan, rata-rata kunjungan harian wisatawan asing ke Ulundanu Beratan melonjak dari sebelumnya sekitar 700 orang per hari menjadi 1.500 orang per hari.

Kenaikan serupa juga dirasakan The Bloom Garden. Jika sebelumnya hanya dikunjungi sekitar 50 wisatawan asing per hari, kini angkanya mencapai 100 orang. “Bulan lalu didominasi wisatawan India, sekarang wisatawan Eropa mayoritas,” ungkap Kepala Humas DTW Ulun Danu Beratan, Made Sukarata, Minggu (10/8).

Baca juga:  Senderan Rumah Warga Longsor

Ia juga menambahkan, evaluasi rutin tentu terus dilakukan pihak manajemen usai pelaksanaan festival untuk meningkatkan kualitas acara tahun depan. “Misalnya saja ke depan, kreativitas pembuatan gebogan bisa ditingkatkan lagi. Meski kemarin sudah ada PKK yang berkreativitas, harapan kami semua PKK bisa lebih mengembangkan ide mereka,” ujarnya.

Selain itu, pihak manajemen juga menggelar survei kepada wisatawan. Hasilnya, banyak yang berharap parade gebogan dan fragmentari menjadi agenda tahunan. Manajemen pun telah menyiapkan kalender event, di mana untuk Juli–Agustus akan diisi parade gebogan dan fragmentari, sedangkan bulan Desember akan dipusatkan pada pertunjukan tari-tarian.

Baca juga:  Barang Dagangan Milik Pedagang di Lantai I dan II Pasar Tematik Ubud Direlokasi

Khusus bulan Desember mendatang, manajemen menargetkan setiap desa adat Gebog Pesatakan Pura Ulundanu Beratan dapat menampilkan satu tarian ikonik dengan ciri khas budaya lokal masing-masing. “Misalnya Desa Candikuning telah menampilkan Rejang Candi Mas, tarian sakral yang menjadi identitas mereka,” tambah Sukarata. (Puspawati/Balipost)

 

BAGIKAN