
SINGARAJA, BALIPOST.com – Setelah sempat mengalami polemik akibat ditinggal sejumlah kader secara massal, Partai Solidaritas Indonesia ( PSI ) Kabupaten Buleleng mulai membangun pondasi. Kini tongkat kepemimpinan dijabat oleh Dewa Gede Jaya Rahardi (33), seorang wirausaha muda asal Singaraja,
Dewa Rahardi dihubungi pada Selasa (5/8), mengatakan bahwa pihaknya resmi ditetapkan sebagai Ketua DPD PSI Buleleng sejak 20 juni 2025 lalu. Usai penetapan, Ia lantas mulai menata kepengurusan struktur partai, mulai dari tingkat DPD, tingkat Kecamatan hingga ranting di desa. Ia menargetkan kepengurusan baru akan ramping dalam dua bulan kedepan.
“Kita ingin struktur lengkap sebelum akhir 2025. Harus diakui beberapa wilayah belum ada sama sekali kepengurusannya. Kalau sudah lengkap kita tinggal melakukan pelantikan di tahun 2026 mendatang,”jelas Dewa Rahardi.
Rahardi belum secara detail membeberkan program-programnya selama nantinya menjabat sebagai ketua PSI Buleleng. Namun ia menjelaskan, program jangka pendeknya yakni melakukan sosialisasi dan memperkenalkan pengurus baru kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Buleleng.
“Program-program memang belum jalan karena struktur belum lengkap. Fokus kami sekarang adalah melengkapi kepengurusan hingga ke akar rumput,” imbuhnya.
Rahardi yang baru pertama berkecimpung di perpolitikan Buleleng ini berencana akan menggandeng kader – kader PSI periode sebelumnya yang mengundurkan diri secara massal. Ia juga mengaku tetap menjaga komunikasi baik dengan mantan Ketua PSI Buleleng, Nyoman Subrata. Bahkan, komunikasi sudah terjalin jauh sebelum proses regenerasi kepengurusan ini dimulai. Hal itu dilakukan agar solidaritas partainya terjaga.
Rahardi menambahkan, saat ini di kepengurusan baru, Ia menyebut 50 persen dari kalangan generasi muda dan 50 persen dari kalangan senior. “Saya berasal dari lingkungan organisasi anak muda seperti HIPMI dan WMS. Jadi nafas saya memang di anak muda. PSI juga partai muda, dan ini yang membuat saya tertarik bergabung. Kami punya semangat yang sama untuk gerakan anak-anak muda,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai target besar di Pemilu Legislatif 2029, Rahardi belum bersedia berbicara terlalu jauh. Ia memilih fokus pada proses konsolidasi internal terlebih dahulu.“Pileg 2029 masih jauh. Saya belum ada rencana ke sana. Saat ini kami fokus menata internal dulu, memastikan struktur di bawah berjalan. Apalagi Buleleng adalah barometer penting, jadi kepercayaan dari pusat harus kita jaga dengan kinerja nyata,” tandasnya. (Yudha/Balipost)