Petugas Basarnas bersama prajurit TNI AU berusaha mengevakuasi bangkai pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 yang jatuh di perkebunan warga, TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025). Pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB ditemukan jatuh di sekitar TPU tersebut dan menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka berat dan dibawa ke RSAU dr. M. Hassan Toto, Bogor. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Rumah duka Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto disemayamkan, di Jalan Trikora XI Nomor K-14, Kompleks TNI AU Trikora, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, dipenuhi pelayat.

Para pelayat hadir silih berganti sejak siang hari hingga petang hari menjelang malam.

“Beliau atasan yang sangat dekat dengan kami, anak buahnya. Sangat dekat, bahkan menganggap kami sebagai anaknya sendiri, misalnya saat COVID-19 melanda satu persatu kami ditelefon untuk memastikan keadaan kami bagaimana,” kata salah satu mantan anggotanya di Dinas Penerangan TNI AU, Lena Satriyati, yang ditemui di antara pelayat, Minggu (3/8).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia menyatakan, berbagai pertanyaan tentang kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga anggota Dinas Penerangan TNI AU yang dipimpin Fajar itu mencerminkan betapa serius sang atasan itu memperhatikan para anggotanya. “Beliau tidak membedakan status anggotanya, sama semua bahwa semua harus sehat walafiat,” katanya.

Baca juga:  Siklon Tropis Seroja Bergerak Jauhi Indonesia

Di antara ratusan pelayat yang hadir adalah mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Asisten Intelijen Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Untung Surapati, dan banyak lagi pejabat militer dari ketiga angkatan TNI, baik yang masih aktif ataupun sudah purnawira.

Sementara itu, salah satu kawan satu angkatan almarhum di Akademi Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, yang juga melayat, mengemukakan kenangannya bersama almarhum, bahwa kawannya itu seorang dengan pemikiran yang sangat progresif dan inovatif.

Baca juga:  Terbaik Serap SBN, BRI Raih "Dealer Utama Terbaik" 5 Tahun Beruntun

Menurut rencana, jenazah dan keluarga yang berduka akan berangkat ke Probolinggo, di mana jenazah almarhum akan dimakamkan besok siang. Almarhum Fajar “Red Wolf” Adriyanto meninggalkan seorang istri, Dewi Kurnia, dan dua anak, Naufal F Sandy Kusuma dan Akmal F Randy Kusuma.

Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Red Wolf”.

Dalam karier militernya, ia pernah menjadi komandan Skuadron Udara 3, komandan Pangkalan Udara TNI AU Manuhua, kepala Dinas Penerangan TNI AU, kepala Puspotdirga, asisten Potdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir kepala Poksahli Kodiklatau.

Baca juga:  Pelayat Terus Berdatangan ke Rumah Duka Nyoman Suwandha

Ia dikenal para atasan, sejawat, dan para anak buahnya sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di Pulau Bawean.

Puluhan karangan bunga hadir di jalan-jalan menuju rumah duka, di antaranya dari Kepala Biro Informasi Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, dan juga berbagai komunitas pegiat dan pengkaji pertahanan, di antaranya Jakarta Defence Society. (kmb/balipost)

BAGIKAN