
DENPASAR, BALIPOST.com – Himpunan Optik Indonesia (HOI) menggelar The 15th International Symposium on Modern Optics and Its Applications (ISMOA). Acara yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 28 sampai 31 Juli di Prama Hotel Sanur dibuka pada Selasa (29/7).
Diikuti 57 peserta dari 12 negara, ISMOA merupakan rangkaian Summer Course on Modern Optics and Its Applications (SCoMOA) yang diikuti 117 peserta dari 8 negara.
Penyelenggara ISMOA ke-15 terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Universitas Udayana (Unud) dan Institut Teknolosi Sepuluh November (ITS). Ketua HOI, Alexander A. Iskandar usai membuka acara menyampaikan, ISMOA adalah kegiatan dari HOI, rangkaian simposium ilmiah yang menghadirkan pembicara-pembicara top dunia.
“Kami gelar acara ini setiap dua tahun sekali. Kali ini yang kita lakukan di Bali adalah yang ke-15, menghadirkan pembicara dari Swiss, Jepang, Belanda, Jerman, dari berbagai negara sebagai pembicara tamu. Di samping itu juga ada presenter (contributed speaker) sebanyak 36 orang,” ujarnya.
Sejak dua momen terakhir, pelaksanaan ISMOA dikombinasikan dengan rangkaian kegiatan SCoMOA. Bagi mahasiswa program sarjana dan pascasarjana diharapkan hadir untuk mengenal ilmu optik karena pertemuan dilakukan selama empat hari secara hibrid.
Peserta tidak hanya dari Indonesia tapi juga internasional seperti Yaman, dan dosen-dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, mulai dari Universitas Andalas, Diponegoro, ITS Surabaya, Unud, dan ITB. “Kita bekerja sama dengan University of Malaya karena ini kegiatan internasional,” imbuhnya.
Ia berharap, dari kegiatan ini terjadi kerja sama riset antara ilmuwan dari Indonesia dan dari luar negeri. “Bagi mahasiswa, momen ini adalah kesempatan mereka terekspose dengan penelitian tingkat dunia, yang dibawakan langsung oleh para peneliti dari internasional,” ujarnya.
Alexander menambahkan, UNESCO telah menetapkan tahun ini adalah international quantum year untuk memperingati 100 tahun penemuan teori kuantum. Sementara, optik juga banyak banyak dipakai dalam teori kuantum. “Jadi kita mengkombinasikan juga beberapa pembicara tentang quantum optik dan juga quantum network dan quantum information, dimana cahaya dipakai sebagai pembawa informasi dan pengolah data,” ujarnya.
Di samping itu, sejak 2015, UNESCO juga menetapkan bahwa tanggal 16 Mei adalah Hari Cahaya Internasional. Tanggal ini dipilih sebagai peringatan Hari Cahaya Internasional karena tahun 1960-an, Theodore Maiman adalah orang yang pertama menyalakan lasernya dan ini dipakai sebagai tonggak bahwa optik dipakai di mana-mana dalam kehidupan manusia.
European Union juga mengatakan bahwa optik adalah teknologi yang memampukan (key enabling technologies) dan dipakai diberbagai aplikasi mulai dari kesehatan, sensor, sampai pertahanan. (Adv/balipost)