Kendaraan barang memasuki kapal feri di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (19/7/2025). (BP/Antara)

SITUBONDO, BALIPOST.com – Pembatasan operasional kapal di Ketapang-Gilimanuk merembet pada jalur penyeberangan Situbondo-Lembar.

Antrean kendaraan logistik dikutip dari Kantor Berita Antara juga terjadi di Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sejak adanya pembatasan operasional kapal di lintasan Ketapang (Banyuwangi) – Gilimanuk (Bali).

Dampak dari pembatasan operasional kapal di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk setelah inspeksi regulator (Kementerian Perhubungan) atas keselamatan pelayaran itu juga mengakibatkan kemacetan panjang di jalur Pantura Situbondo-Banyuwangi.

Baca juga:  KPU Tunggu Izin Pemusnahan Logistik Pilkada Buleleng

Supervisor ASDP Penanggung Jawab Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Slamet Santoso di Situbondo, Jumat, menjelaskan kapal rute Jangkar (Situbondo)-Lembar (Lombok/ NTB) saat ini hanya satu armada yang beroperasi, sehingga setiap hari ada antrean truk di Pelabuhan Jangkar menunggu kapal sandar.

“Antrean saat ini lebih banyak setelah adanya imbauan dari kepolisian kepada para sopir truk yang hendak menyeberang ke Lembar (Lombok) untuk melewati Pelabuhan Jangkar,” ujarnya.

Baca juga:  Tingkatkan Kapasitas SDM, Pelatihan Gelar Tenda Rumah Sakit Lapangan Dilaksanakan

Imbauan agar sopir truk tujuan Lembar dilakukan, lanjut Slamet, karena di Pelabuhan Ketapang sejak sepekan terakhir ini selalu padat dan mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas di jalur Pantura Situbondo-Banyuwangi.

Ia berharap segera ada penambahan kapal untuk rute Jangkar-Lembar sehingga bisa mengurai penumpukan kendaraan logistik di Pelabuhan Jangkar.

“Satu armada kapal rute Jangkar-Lembar yang beroperasi membutuhkan 40 jam untuk bisa kembali ke Pelabuhan Jangkar, karena perjalanan menuju Pelabuhan Lembar butuh waktu sekitar 14 jam dan bongkar muat membutuhkan waktu 6 jam,” kata Slamet. (kmb/balipost)

Baca juga:  Kemensos Cek Stok Logistik Pengungsi Gunung Agung

 

BAGIKAN