
JAKARTA, BALIPOST.com – Liga sepak bola tertinggi di Indonesia, yang akan berganti nama menjadi Super League mulai musim depan, bakal membuat gebrakan signifikan dengan memperbolehkan setiap klub mendaftarkan hingga 11 pemain asing.
Aturan baru ini, yang diumumkan oleh Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, menjadi langkah besar dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing sepak bola Tanah Air di kancah Asia.
Keputusan ini terungkap dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa PT LIB yang diselenggarakan di Jakarta pada Senin (7/7).
“Mulai musim depan, klub-klub Super League dibolehkan mendaftarkan sebelas pemain asing yang boleh dari negara mana pun, tak lagi terpatok kuota khusus Asia atau non-Asia,” terang Ferry Paulus, dirilis dari Kantor Berita Antara.
Meski demikian, Ferry menjelaskan bahwa di Daftar Susunan Pemain (DSP) tetap hanya delapan pemain asing yang bisa dicantumkan, dan kedelapan pemain tersebut berhak untuk bermain. “Kemudian di DSP tetap delapan, tetapi klub boleh mendaftarkan sampai 11 pemain. Delapan yang main, delapan di DSP. Kalau klub hanya mendaftarkan delapan, ya tidak apa-apa,” jelasnya.
Regulasi pemain asing memang kerap menjadi sorotan dan mengalami perubahan dalam tiga musim terakhir. Pada musim 2022/2023, ketentuan yang berlaku adalah 3+1 (tiga pemain bebas dan satu dari Asia). Kemudian, pada musim 2023/2024, aturan berubah menjadi 5+1 (lima pemain bebas dan satu dari ASEAN).
Musim 2024/2025, kompetisi tertinggi di Indonesia menggunakan delapan pemain asing (bebas), dengan delapan pemain masuk DSP, namun hanya enam pemain yang boleh bermain dalam satu pertandingan. Dengan adanya perubahan ini, Ferry Paulus berharap regulasi 11 pemain asing ini akan menjadi paten. “Mudah-mudahan akan menjadi regulasi tetap,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai alasan di balik peningkatan kuota pemain asing yang drastis ini, Ferry Paulus mengungkapkan ambisi besar sepak bola Indonesia. “Kita punya keinginan, tanpa mengesampingkan pemain lokal yang ada, kita juga sangat perlu untuk bisa bersaing di Asia. Oleh karena itu boleh didaftarkan 11,” tegasnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa Super League ingin menghadirkan kompetisi yang lebih berkualitas, menarik minat pemain-pemain asing berkualitas, dan pada akhirnya mampu mengangkat performa klub-klub Indonesia di kompetisi regional seperti Liga Champions Asia atau Piala AFC.
Selain regulasi pemain asing, PT LIB juga mengumumkan perubahan penting terkait pemain muda. Pada musim depan, setiap klub Super League wajib mendaftarkan lima pemain U-23, dengan satu di antaranya wajib bermain minimal 45 menit atau satu babak penuh.
Regulasi ini sedikit berbeda dari musim sebelumnya, di mana setiap klub wajib memainkan satu pemain U-22 menjadi starter minimal 45 menit atau satu babak. Ferry Paulus menambahkan detailnya, “Regulasi lain, untuk pemain U-23 kelahiran 2003, bermain 45 menit, yang didaftarkan adalah lima pemain.” Perubahan ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak kesempatan bermain bagi para pemain muda berbakat Indonesia, memastikan mereka mendapatkan menit bermain yang cukup untuk berkembang dan mengasah kemampuan.
Super League musim depan dijadwalkan akan dimulai pada 8 Agustus 2025, dengan laga pembuka yang mempertemukan Persebaya melawan PSIM Yogyakarta di Surabaya. Antusiasme tinggi menyelimuti persiapan Super League, dan dengan berbagai regulasi baru ini, diharapkan kompetisi akan semakin menarik, kompetitif, dan mampu melahirkan talenta-talenta terbaik yang akan membawa sepak bola Indonesia berbicara lebih banyak di kancah internasional. (Suka Adnyana/Balipost)