
MATARAM, BALIPOST.com – Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani diberangkatkan ke Bali.
Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat memberangkatkan jasad ini pada Kamis (26/6).
“Iya, baru saja kami berangkatkan tim untuk membawa jenazah ke Bali melalui jalur laut,” kata Plt. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dr Mike Wijayanti Djohar dikutip dari Kantor Berita Antara.
Ia mengatakan bahwa pemberangkatan jenazah dalam peti jenazah menggunakan ambulans RS Bhayangkara Mataram menuju Bali ini mendapatkan pengawalan dari personel PJR Direktorat Lalu Lintas Polda NTB dengan tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara.
“Dikawal sampai Bali, tujuan Rumah Sakit Bali Mandara,” ujarnya.
Dia memastikan bahwa pemberangkatan jenazah Juliana ke Bali untuk pelaksanaan autopsi.
Dia memprediksikan autopsi akan berlangsung pada Jumat pagi (27/6).
“Kalau berangkat sekarang, kemungkinan besok pagi baru bisa diautopsi, kalau malam ini autopsi sepertinya kurang efektif. Nanti kalau sudah selesai autopsi, jenazah bisa dibawa ke Brasil,” ucap dia.
Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri sebelumnya menyampaikan jenazah Juliana batal menjalani autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
“Sementara, autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali,” kata Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri dalam konferensi pers bersama jajaran pemangku kebijakan tingkat daerah usai melihat kondisi jenazah Juliana di RS. Bhayangkara Mataram, Kamis.
Alasan tidak dilaksanakan di Mataram karena dokter forensik yang punya keahlian di bidang autopsi tersebut sedang berada di luar daerah.
“Dokter autopsi lagi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, pihak rumah sakit kini sedang menyelesaikan administrasi kebutuhan jenazah untuk dibawa ke Bali.
“Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ucap dia.
Perihal biaya penanganan jenazah selama di NTB, Indah menegaskan hal tersebut masuk dalam tanggungan pemerintah daerah.
Dia turut menyampaikan bahwa penanganan dari korban kecelakaan di kawasan wisata NTB ini Pemerintah Provinsi NTB sudah membangun koordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk dengan pihak Kedutaan Brasil.
“Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua, kita sampaikan duka yang mendalam,” kata Indah.
Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju lost know position (LKP).
Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.
Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian. (kmb/balipost)