Sekaa Tari Gambuh Pedungan menginventarisir pakem-pakem gerakan. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu kesenian yang mampu bertahan hingga saat ini adalah tari gambuh. Tari gambuh ada di beberapa daerah di Bali. Salah satu jejaknya ada di Desa Adat Pedungan.

Ketua Sekaa Gambuh Pedungan I Wayan Sutrisna Eka Darma, Rabu (25/6) mengatakan, Tari Gambuh Pedungan merupakan tari sakral yang ditarikan di Pura Puseh, Pedungan. Biasanya ditarikan oleh sekitar 20 orang pada saat odalan yang jatuh pada Tumpek Wayang.

Tari gambuh merupakan salah satu pelengkap upacara maka dari itu disakralkan. Sebelum ditarikan, ada upakara dan upacara yang dilakukan pemangku. “Setelah tiga hari panyineban, tari ini biasanya dipentaskan di Pura Puseh Pedungan,” ujarnya.

Baca juga:  Akhirnya, Krama Desa Adat Pedungan Punya Tempat Melasti yang Representatif

Tari Gambuh ditarikan awalnya untuk suguhan puri (kerajaan). Dari kelompok penari gambuh ini kemudian, memohon taksu sehingga kini menjadi tarian sakral.

Diakui, saat ini ia tengah melakukan inventarisir dan dokumentasi terhadap pakem – pakem tari Gambuh, Pedungan. Pakem perlu diketahui untuk melakukan upaya pelestarian tari gambuh asli Pedungan.

“Meskipun dari tahun ke tahun tari gambuh Pedungan yang ditarikan sedikit ada pergeseran namun untuk pakemnya berupaya untuk terus diikuti. Makanya saya cari informasi ke penari-penari sebelumnya, untuk diteruskan ke generasi muda,” ujarnya.

Baca juga:  Pemeriksaan Kesehatan Seluruh Paslon di RSUP Sanglah

Menurutnya dalam upaya pelestarian tari ke generasi muda perlu niat yang utuh karena gerakan tari yang cukup sulit ditarikan. Jika tak terbiasa menarikan, kata Sutrisna, bisa sakit seluruh badan karena banyak gerakan-gerakan terkunci dari tari gambuh.

“Pada saat ngagem, otot harus kuat dan terkunci. Seperti saya, yang biasa menarikan tari baris atau tari Bali yang lain, ketika masuk ke tari gambuh, agak kaku,” ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Bangga Berbusana Adat Bali : "De Milu Tawah-tawah, Ne Anggon"

Meskipun demikian, upaya pelestarian tari gambuh Pedungan terus dilakukan dan diketoktularkan ke generasi muda. Maka dari itu ia membutuhkan ruang yang lebih luas untuk mementaskan tari ini. Agar semakin banyak orang tahu dan mempelajarinya. Seperti dirinya yang juga menari gambuh karena melihat penari sebelumnya.

Bendesa Adat Pedungan I Gusti Putu Budiarta mengatakan, desa adat memiliki peran sentral dalam pelestarian kesenian yang tumbuh di desa. Maka dari itu upaya kegiatan masyarakat terkait pelestarian budaya terus didorong dan diperkuat. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN