
SUMEDANG, BALIPOST.com – Banyak kepala daerah peserta retret gelombang kedua kaget dengan aturan waktu makan siang yang sangat terbatas selama kegiatan retret di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Minggu (22/6).
“Tadi ada kepala daerah yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru tiga perempat, tiba-tiba loncengnya sudah bunyi,” kata Bima dilansir dari Kantor Berita Antara.
Wamendagri mengungkapkan pembatasan waktu makan tersebut diterapkan sebagai bagian dari kedisiplinan dalam rangkaian retret yang diikuti 86 kepala daerah. Makan siang dilakukan bersama praja IPDN di Ruang Makan Menza.
“Makan siang bareng dengan praja. Pagi sendiri, malam misah. Yang selalu bareng dengan praja itu makan siang,” ucapnya.
Menurut dia, waktu yang disediakan untuk makan hanya selama dua lagu diputar.
Bima mengakui masih banyak peserta yang belum terbiasa dengan aturan tersebut.
“Tadi saya lihat masih banyak yang belum menyesuaikan. Begitu duduk di meja, langsung nyamber pisang,” katanya.
Bima melanjutkan, “Kalau tradisi di sini, semuanya disiplin, semua komando, dan makan hanya dua lagu selesai. Tadi pun sudah diulur-ulur antarlagu, tetap masih banyak yang belum selesai.”
Ia meminta peserta menjadikan pengalaman hari pertama sebagai pelajaran agar dapat menyesuaikan diri pada hari-hari berikutnya selama retret.
“Jadi, pelajaran. Berarti besok siang mereka harus mengatur kecepatan makannya,” kata Bima.
Dikatakan bahwa retret secara resmi akan dibuka oleh Menteri Dalam Negeri pada hari Senin (23/6) dan sejumlah menteri koordinator dan menteri Kabinet Indonesia Maju juga dijadwalkan hadir sebagaimana pada retret gelombang pertama di Magelang.
“Dan retreat gelombang kedua ini akan selesai pada hari Kamis (26/6) sore atau malam karena hari Jumat adalah libur nasional,” katanya. (kmb/balipost)