Special Advisor to Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA) yang juga Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berbincang dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) pada Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination ke-9 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (17/6/2025). Forum yang dihadiri peserta dari 23 negara itu bertujuan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam menanggulangi penyakit malaria khususnya di kawasan Asia Pasifik. (BP/Antara)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Malaria masuk 5 penyakit menular teratas di Indonesia.

Malaria berada di urutan keempat penyakit menular teratas di Indonesia dengan rata-rata 500.000 kasus per tahun dan 150 kasus meninggal dunia.

Saat ini, dari 514 kabupaten di Indonesia, tercatat 407 daerah atau 79 persen sudah bebas dari malaria.

Budi mengatakan pihaknya menjadikan Timika, Papua Tengah dan Kabupaten Keerom, Papua sebagai percontohan pemberian obat malaria secara massal.

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam “9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria” di Badung, Bali, Selasa (17/6), mengatakan pemberian obat malaria ini sebagai langkah pencegahan penyebaran kasus.

Baca juga:  Komitmen Terapkan 3M Dalam Penanggulangan Narkotika

“Program ini terbukti mampu menurunkan sekitar 50 persen angka kejadian, namun biayanya cukup tinggi jadi kami sedang meninjau kembali apakah secara ekonomi program ini masuk akal atau tidak,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara.

Dia menjelaskan penghitungan efektivitas biaya harus dilakukan mengingat penyebaran obat malaria dilakukan secara besar-besaran ke seluruh populasi di Timika dan Keerom.

Selain menyebarkan obat malaria, ia juga fokus pada program pencegahan lainnya, seperti skrining, sebab kawasan Papua menyumbang 90 persen kasus malaria di Indonesia.

Baca juga:  Walau Kagetkan Banyak Pihak, Gubernur Koster Sebut SE Tak Bisa Ditawar

Setiap tahun, Kementerian Kesehatan melakukan dua juta skrining, namun jika catatan WHO kasus malaria di Indonesia sekitar satu juta setiap tahun maka masih ada pekerjaan rumah untuk hal itu, karena skrining semestinya dilakukan delapan juta pemeriksaan dalam setahun.

Berkat Global Fund, Kementerian Kesehatan mendapat bantuan pencegahan lain, yaitu dapat mendistribusikan kelambu berinsektisida tahan lama sebanyak 3,3 juta kelambu setiap dua dan tiga tahun.

Baca juga:  Desa Adat Kerobokan Gelar Vaksinasi Massal

“Kami berharap upaya ini jika diintensifkan dengan komitmen politik dan komitmen dari para pemimpin daerah, kita dapat memberantas malaria pada tahun 2030,” ucapnya.

Untuk langkah lanjutan, yaitu pemberian vaksin, dia mengakui bahwa Indonesia masih mengembangkan karena saat ini yang tersedia baru untuk negara-negara di Afrika.

Ia mengatakan upaya mulai dari fokus pada Timika dan Keerom hingga pencegahan lainnya ini dilakukan melihat tingginya catatan kasus gigitan nyamuk penyebab malaria, terutama di daerah hutan. (kmb/balipost)

 

BAGIKAN