
DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu lomba yang akan diadakan saat Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 yakni lomba Gender Wayang. Denpasar sendiri mengirim perwakilannya untuk berlaga. Tahun ini Denpasar mengirim sekaa Gender Wayang Banjar Sumuh, Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat untuk mengikuti lomba.
Pembina Gender Wayang Sanggar Swasti Swara, Pedungan, I Ketut Swastika mengatakan akan menampilkan Gender Wayang Style Kayumas. Kesenian ini menurutnya klasik, maka dari itu akan ditambahkan kreasi-kreasi baru. Meski ada sentuhan kreasi, namun ia tetap berpedoman pada pakem-pakem Gender Wayang.
Materi lomba telah disiapkan Dinas Kebudayaan. Maka dari itu nantinya lagu yang akan dimainkan yaitu cangak merengang, pamungkah (iringan wayang) sampai tulang lindung dengan durasi waktu 10 menit, dan lagu rebong yang langsung tersambung dengan angkatan-angkatan. “Rebong itu biasanya untuk mengiringi cerita roman, sekarang dalam lomba ini digabung dengan angkat-angkatan dengan durasi waktunya 5-7 menit,” ujarnya.
Semuanya dimainkan empat orang yaitu kelas I SMP sebanyak 1 anak dan 3 anak merupakan kelas II SMP. Menurutnya, kemahiran serta penguasaan memainkan alat musik oleh anak-anak juga akan mempengaruhi penilaian sehingga hal itulah yang berusaha terus dilatih ke anak didiknya.
Gender Wayang Style Denpasar yang dibawakan yaitu style Kayumas. “Style Kayumas sudah umum di Bali karena acuannya berupa kaset, namun tentu saja ada penambahan-penambahan yang dilakukan untuk kebutuhan lomba,” ujarnya.
Dalam lomba gender wayang dikatakan sudah ada ketentuan materi style sesuai kabupaten/kota. Meski ada unsur kebaruan dalam gender wayang, namun tidak jauh melebar dari pakem. “Kita tetap berikan sentuhan kreasi, walaupun pakem-pakem gender tidak kita kesampingkan,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)