
DENPASAR, BALIPOST.com – Tedung (payung upacara) memiliki peran penting dalam tradisi keagamaan Bali. Di Kesiman, Denpasar Timur, terdapat varian tedung yang khas dan sarat makna spiritual.
Berikut lima ciri khas tedung Kesiman yang membedakannya dari tedung lainnya:
1. Hiasan Janur Segar sebagai Identitas Unik
Tedung Kesiman, dikenal juga sebagai tedung tanda, dihiasi dengan janur (daun kelapa muda) yang masih segar. Hiasan ini menggantung di sekeliling payung, memberikan tampilan yang khas dan tidak ditemukan pada tedung lainnya. Janur segar melambangkan kesucian dan kekuatan spiritual dalam upacara adat Kesiman.
2. Simbolisasi Lingga-Yoni dalam Struktur Tedung
Dalam pertunjukan Tari Baris Nanda di Pura Agung Petilan Kesiman, tedung melambangkan lingga (aspek maskulin), sementara janur melambangkan yoni (aspek feminin). Penyatuan keduanya mencerminkan keseimbangan kosmik dan keharmonisan alam semesta, sesuai dengan ajaran Hindu Bali.
3. Peran Sentral dalam Prosesi Nanda
Tedung Kesiman memiliki posisi sentral dalam prosesi ritual Nanda, yang dilaksanakan di Pura Agung Petilan dan desa-desa adat di sekitarnya. Dalam prosesi ini, tedung dibawa oleh pemangku sebagai simbol kebesaran penguasa dan panji-panji pasukan, menandakan kehadiran kekuatan spiritual yang melindungi masyarakat.
4. Properti Utama dalam Tari Baris Nanda
Tari Baris Nanda, yang dipentaskan saat upacara Ngilen di Pura Agung Petilan Kesiman, menggunakan tedung sebagai properti utama. Penari membawa tedung dan menur, menggambarkan penyatuan lingga-yoni. Gerakan tari yang mengibas-ngibas dan memutar tedung memiliki makna pembersihan alam dan isinya dari energi negatif.
5. Warisan Budaya yang Dilestarikan
Tedung Kesiman bukan hanya alat upacara, tetapi juga warisan budaya yang dilestarikan oleh masyarakat setempat.Tradisi penggunaan tedung dalam upacara dan tari-tarian sakral menunjukkan komitmen masyarakat Kesiman dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai spiritual dan budaya leluhur. (Pande Paron/balipost)