
DENPASAR, BALIPOST.com – Di balik gemerlap pernikahan adat Bali, tersimpan jejak tradisi kaum bangsawan yang sarat makna spiritual dan simbol penghormatan terhadap leluhur.
Salah satunya adalah Matepak Sangku, sebuah ritual khas yang hanya dijalankan dalam lingkungan Puri Karangasem.
Tradisi ini bukan sekadar prosesi simbolis, melainkan penanda status, restu dewata, hingga penobatan permaisuri dalam tatanan adat puri.
Berikut lima fakta menarik tentang tradisi Matepak Sangku yang masih lestari hingga kini:
1. Tradisi Khusus dari Puri Karangasem
Metepak Sangku adalah tradisi eksklusif yang dijalankan dalam pernikahan bangsawan di Puri Karangasem. Umumnya dilaksanakan saat perkawinan antar-anggota puri atau semeton dari puri lain di wilayah Karangasem. Tradisi ini mencerminkan identitas dan kesinambungan adat keluarga kerajaan.
2. Melambangkan Medewa Saksi dan Penobatan Permaisuri
Makna utama Matepak Sangku adalah sebagai bentuk “medewa saksi”, memohon restu Ida Sang Hyang Widhi atas penyatuan dua keluarga. Selain itu, prosesi ini menandai “ngadegang ardanreswari” atau penobatan resmi perempuan sebagai permaisuri di lingkungan puri.
3. Gerakan Sakral Sang Pengantin
Pengantin perempuan berdiri dengan tangan menyilang di dada, diikuti mempelai pria di belakangnya. Sebuah sangku (wadah air suci) diletakkan di atas bokor, lalu diarak mengelilingi pasangan. Tiap putaran, pengantin perempuan menepuk sangku sebagai simbol restu, peneguhan ikatan, dan pemurnian jiwa.
4. Tiga Putaran, Tiga Makna
Sangku diputar mengelilingi pasangan sebanyak tiga kali, mencerminkan kesucian angka tiga dalam Hindu Bali: Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa). Tiga kali putaran juga melambangkan kesempurnaan lahir–batin dan restu dari tiga dunia: bhur, bhuvah, svah.
5. Viral dan Dilirik Generasi Muda
Meski tradisi kuno, Metepak Sangku mulai dikenal luas melalui media sosial. Banyak video prosesi ini viral di TikTok dan Instagram, menunjukkan antusiasme generasi muda terhadap nilai-nilai adiluhung budaya Bali. (Pandre Paron/balipost)