
DENPASAR, BALIPOST.com – Proses pemilihan Paus tidak hanya soal voting di Kapel Sistina. Ia adalah ritual spiritual, politik, dan liturgi yang penuh simbolisme.
Inilah tujuh tahap utama dari konklaf hingga seorang Paus resmi memimpin Gereja Katolik.
- Pra-Konklaf: Doa dan Diskusi Awal
Sebelum masuk ke Kapel Sistina, para kardinal mengadakan misa “Pro Eligendo Papa” dan berkumpul untuk refleksi dan percakapan awal mengenai tantangan yang dihadapi Gereja.
- Masuk Kapel Sistina dan Disumpah
Setiap kardinal mengucapkan sumpah kerahasiaan dan integritas sebelum pintu Kapel Sistina dikunci. Di sinilah istilah “konklaf” benar-benar diterapkan.
- Voting Dilakukan Hingga 4 Kali Sehari
Dua sesi di pagi dan sore memungkinkan maksimal empat pemungutan suara setiap hari. Jika tidak ada hasil, surat suara dibakar dengan bahan kimia penghasil asap hitam.
- Syarat Dua Pertiga Suara Kardinal Hadir
Untuk sah, seorang kandidat harus mendapat dua pertiga dari total suara. Jika tidak, pemungutan suara dilanjutkan sampai ada hasil.
- Jika Terpilih, Kandidat Bisa Menolak
Setelah mencapai dua pertiga suara, kandidat ditanya: “Apakah Anda menerima?” Beberapa dalam sejarah pernah menolak, meski langka.
- Memilih Nama dan Mengenakan Jubah Putih
Jika menerima, ia memilih nama kepausan dan berganti pakaian di ruangan kecil di samping Kapel Sistina, dikenal sebagai Room of Tears.
- Diumumkan Lewat “Habemus Papam” dan Berkat Perdana
Kardinal protodiakon muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan: Habemus Papam! Paus baru kemudian memberi berkat “Urbi et Orbi”. (Pande Paron/balipost)