Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono berikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (26/7/2024). (BP/Dokumen Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sakti Wahyu Trenggono menjadi menteri paling tajir di Kabinet Merah Putih yang akan membantu pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sama dengan jabatannya saat kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin, Sakti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada era Prabowo-Gibran ini.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dikutip dari situs elhkpn.kpk.go.id, Sakti memiliki harta senilai Rp2.665.900.513.951.

Mayoritas kekayaan Sakti berasal dari aset tanah dan bangunan. Ia melaporkan 48 lahan dan bangunan yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten, mulai dari Sleman, Jakarta, Bekasi, Sragen hingga Bali.

Baca juga:  Diimplementasi Bertahap Hingga 2020, Perbankan Kunci Dorong Implementasi Nontunai

Bagian surat berharga memiliki aset terbesar kedua dengan total Rp2.227.009.518.100. Senilai total Rp156.109.589.895 dalam bentuk uang tunai dan setara. Properti tambahan senilai Rp166.981.828.901.

Meskipun harta Trenggono bernilai triliunan rupiah, hanya ada tiga kendaraan bermotor yang dilaporkan sebagai miliknya. Satu motor dan 2 mobil.

Menurut laporan LHKPN, Trenggono menyimpan motor Honda Beat keluaran 2018 yang saat ini diperkirakan senilai Rp3.250.000.

Untuk mobil roda empat, Trenggono memiliki sedan mewah Audi RS 5 keluaran 2015 dengan harga Rp800.000.000. Mobil mewah terakhir dibelinya pada 2023 adalah Mini Cooper S Countryman F60 Minibus. Mobil tersebut diproduksi oleh British Motor Corporation (BMC) dengan harga Rp1.010.000.000.

Baca juga:  Tempat Tinggal Korban Kebakaran Diminta Segera Direlokasi

Pengusaha asal Jawa Tengah itu masih memiliki harta bergerak senilai Rp22.958.500.000, yang tidak diketahui jenisnya.

Sakti memiliki gelar S1 Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung, serta S1 dari Sekolah Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara (Binus University). Ia juga memiliki gelar Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung.

Karir politiknya dimulai dengan bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN) selama periode kepemimpinan Hatta Rajasa dari 2009 hingga 2014. Namun, sejak 2013, ia tidak lagi berpartisipasi di PAN.

Baca juga:  Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto Apresiasi Gubernur Koster Selesaikan Konflik Tanah di Bali

Sakti masuk dalam tim kampanye Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019. Dukungannya sudah terlihat sejak Jokowi maju sebagai Wali Kota Solo hingga Pilkada DKI Jakarta 2012. (Dimas Bayu Erlangga/balipost)

BAGIKAN