Beberapa warga tengah melakukan donor darah di Wantilan Gedung Pers Bali K Nadha, Denpasar, Jumat (24/5). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kebutuhan darah di Bali pertahunnya sekitar delapan puluh juta kantong. Sedangkan yang baru bisa terpenuhi sekitar empat puluh hingga empat puluh lima juta kantong darah.

Oleh karena itu ketersediaan darah yang sehat dan berkualitas di Bali termasuk belum maksimal. Itulah sebabnya Palang Merah Indonesia (PMI) Bali bersama Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali terus berupaya bergerak ke kaum milineal.

Menurut Ketua PDDI Bali, Ketut Pringgantara disela-sela kegiatan donor darah serangkaian HUT ke 22 Bali TV di Wantilan Gedung Pers Bali K Nadha, Denpasar, Jumat (24/5), kebutuhan darah di RSUP Prof Ngoerah tiap harinya sekitar 120 kantong darah, sehingga dalam sebulan dibutuhkan sekitar 5.000 sampai 6.000 kantong darah.

Baca juga:  Pengungsi Luar KRB III Mulai Pulang

Darah tersebut nantinya untuk melayani pasien yang menjalani operasi dan kecelakaan. Untuk itu perlu adanya sinergi yang kuat dari masyarakat, kampus-kampus, para intelektual, dan aparatur sipil negara agar senantiasa menjaga stok darah tetap aman.

“Nah ini penting sekali harus kita jaga. Kenapa? Sasarannya hanya satu, yakni ikut peduli kepada kemanusiaan, dan ikut peduli kepada masyarakat Bali,” terang Pringgantara.

Sementara itu, Wakil Ketua Organisasi dalam Bidang Ketenagakerjaan Kadin Denpasar, Putu Miasta usai melakukan donor darah untuk kali pertama menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan tindakan sosial yang luar biasa dan sangat bermanfaat bagi kemanusiaan. Masyarakat diharapkan menyadari akan pentingnya donor darah itu.

Baca juga:  Ribuan Wisatawan Kunjungi Buleleng lewat Celukan Bawang

“Di samping untuk kesehatan sendiri, membuat darah baru dan menyegarkan tubuh kita, juga memberikan dampak yang sangat berguna untuk kebutuhan sosial dan keperluan yang emergensi bagi masyarakat yang membutuhkan,” papar Miasta yang juga merupakan CEO MTC International.

Miasta juga berbagi cerita terkait yang dirasakannya saat melakukan donor darah yang pertama. Perasaan deg-degan dirasakan saat di awal donor, namun ia mengikhlaskan dan meyakinkan dirinya bahwa ini merupakan salah satu cara untuk berbagi. “Ada rasa sangat senang, sangat Bahagia dan benar-benar terharu bisa melakukan hal positif bagi banyak orang. Walupun hanya secuil, tetapi ada langkah positif kita,,” tuturnya.

Baca juga:  Soal Saran CDC Tak Gunakan Masker, Ini Kata Pakar Kesehatan

Hal serupa juga disampaikan Ketua Komonitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Provinsi Bali, AA Sagung Inten yang juga baru pertama kalinya melakukan donor darah. Ia merasa sangat bersyukur, meski hanya sebagian kecil yang diberikan, diharapkan ini dapat membantu masyrakat yang membutuhkan. “Kebetulan ini adalah pengalaman yang pertama buat saya, dan ini menjadi momen yang indah sekali,” terangnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN