Beragam produk kerajinan dari Siku Bali siap untuk diekspor. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Gianyar merupakan kabupaten di Bali yang terkenal dengan seni dan budayanya. Di kawasan itu, banyak produk kerajinan logam mulia hingga lukisan telah merambah pasar mancanegara.

Termasuk, beragam perabotan keramik yang merupakan produksi Siku Bali. Produk dari usaha milik I Wayan Catur ini telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Prancis, Amerika Serikat, hingga Jepang.

Wayan Catur menuturkan usaha yang telah puluhan tahun ditekuninya ini berawal dari hobinya membuat produk kerajinan menggunakan tanah liat. “Awalnya dari SD sudah suka membuat kerajinan dari tanah genteng (liat). Produk-produk kerajinan itu banyak yang bilang bagus. Sehingga sejak SMA saya mulai serius menekuni pembuatan produk dari tanah liat ini,” ungkap Catur mengisahkan awal dirinya terjun ke bisnis kerajinan keramik itu, Kamis (25/4).

Pria asal Desa Keramas, Gianyar ini kemudian banyak mendapat permintaan untuk menjual hasil karyanya. Setelah lulus kuliah, ia pun berkenalan dengan seorang buyer asal Prancis dan memperoleh pelatihan membuat produk kerajinan keramik di Denpasar. “Saya belajar hampir 2 tahun. Kemudian coba-coba membeli bahan sedikit-sedikit dan dijual mentah (belum dibakar, red),” sebutnya.

Baca juga:  Pelayanan RSUD Sanjiwani Kerap Dikeluhkan

Karena prospek usaha keramik cukup baik, ia pun memutuskan mengambil KUR dari BRI sebesar Rp25 juta. Dari pinjaman itu dan tabungannya, ia membeli oven untuk membakar produk keramik yang dibuatnya.

BRI, disebutnya, memberikan pendampingan berupa pelatihan dalam hal pemasaran hingga promosi. Berkat kredit dan pendampingan yang diberikan BRI, Siku Bali bisa mengekspor produknya ke mancanegara.

Di perhelatan KTT G20 yang berlangsung di Nusa Dua, November 2022, Siku Bali merupakan salah satu UMKM yang diajak berpameran oleh BRI. Ia juga diberikan kesempatan mengikuti UMKM EXPO(RT) BRIlianpreneur di Jakarta pada 7 sampai 10 Desember 2023.

Saat ini, Siku Bali memiliki satu artshop di kawasan Tegallalang, Gianyar. Sementara workshopnya berlokasi di Keramas.

Beragam produk kerajinan dari Siku Bali siap untuk diekspor. (BP/Istimewa)

Dalam sebulan, Catur mengaku menerima pesanan di kisaran Rp60 jutaan. Keuntungan yang diperoleh sekitar 30-40 persen dari pesanan yang diterima. “Sebagian besar produk kami untuk diekspor ke berbagai negara. Untuk pasar lokal, biasanya ada reseller atau pemilik artshop di berbagai destinasi wisata, seperti Kuta, yang langsung ke toko untuk membeli produk dan dijual kembali,” ungkapnya.

Baca juga:  Pandemi COVID-19, Platform Digital Jadi Penyelamat UMKM

Selama lebih dari 20 tahun beroperasi, dikatakan Catur, Siku Bali telah memproduksi beragam peralatan rumah tangga dan dekorasi rumah seperti mangkok, piring, teko, tempat dupa, dan pajangan. Harganya berada di kisaran Rp3.000 hingga Rp200.000 per buah.

Tidak hanya mementingkan nilai estetik dari setiap koleksinya, Siku Bali juga memperhatikan nilai fungsional dari produk-produknya. Koleksi kerajinannya berhasil diekspor ke berbagai negara dengan mengedepankan standar kualitas yang tinggi pada setiap produknya.

Beragam produk kerajinan dari Siku Bali siap untuk diekspor. (BP/Istimewa)

Terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa UMKM harus banyak mendapatkan kesempatan ekspor dan masuk pasar internasional, mengingat posisi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Program UMKM EXPO(RT) BRIlianpreneur menjadi salah satu langkah konkret BRI sebagai lembaga keuangan yang turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia. BRI melihat adanya peluang besar bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar global. Hasil karya anak bangsa dinilai memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan produk dari negara-negara lain,” ungkap Sunarso dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca juga:  Komisaris BRI Puji Ekonomi Kerakyatan dengan Semangat Gotong Royong di Bali

Sementara itu, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengutarakan untuk mendukung penjualan UMKM secara go global, BRI memiliki enam kantor di luar negeri yang sudah bekerja sama dengan 1.200 bank. BRI juga membekali UMKM dengan berbagai pelatihan.

Mengutip data yang dilansir BRI, UMKM EXPO(RT) BRIlianpreneur 2023 menghadirkan buyer dari berbagai negara, seperti Jepang, Hongkong, UEA, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Belanda, Italia, Australia, dan New Zealand. Kegiatan yang digelar di Jakarta Convetion Center (JCC) tersebut berhasil mencatatkan penjualan dalam business matching dengan nilai mencapai US 81,3 juta dollar atau setara dengan Rp1,26 triliun (jika diasumsikan dengan nominal kurs Rp15.500/ USD).

Sedangkan total nilai dari transaksi yang sudah dilakukan selama 3 hari penyelenggaraan pameran mencapai Rp8,7 miliar. Transaksi tersebut berasal dari pengunjung expo yang berbelanja secara langsung lewat EDC dan QRIS maupun transaksi online yang dilakukan lewat e-commerce yang sudah bekerja sama dengan BRI. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN