Rosyidi berada di lapaknya saat ditemui pada Selasa (5/3). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hujan mengiringi kunjungan sejumlah wartawan dan manajemen BRI ke sebuah klaster usaha yang berlokasi di lantai 3 Pasar Kereneng, Denpasar pada Selasa (5/3) sore.

Ketika tiba di lantai 3, terdapat banner bertuliskan “BRIncubator, Klaster Onderdil “Bakti Mulia” Pasar Kereneng.” Ada logo BRI Peduli dan Klasterku Hidupku di bawah tulisan itu.

Di lorong yang minim pencahayaan itu, terdapat ratusan lapak berhadap-hadapan yang menjual produk sparepart kendaraan roda dua maupun empat. Baik itu barang bekas maupun baru.

Saat itu, ada beberapa lapak yang sudah tutup karena kunjungan ke klaster ini agak sore. Suasana juga relatif sepi, hanya sejumlah pedagang yang mengisi waktu sambil berbincang-bincang.

 

Tampak depan Klaster Usaha Sparepart di Pasar Kereneng. (BP/iah)

Menurut Ketua Klaster Usaha, Rosyidi, konsumen yang berkunjung cukup ramai. Setiap harinya, dikatakan Rosyidi, ada saja pengunjung yang datang membeli sparepart maupun menjualnya. Pun, ada juga pembelian online karena mayoritas pedagang di sana punya lapak di marketplace.

“Biasanya kunjungan ramai saat weekend, mulai Jumat hingga Minggu,” ungkapnya saat ditanya sepinya pengunjung di sore itu.

Ia pun kemudian menceritakan awal terbentuknya klaster ini. “Klaster ini terbentuk sekitar 2021. Awalnya, kami yang berjualan di lantai 3 Pasar Kereneng ini tidak pernah bersentuhan dengan perbankan. Kami merupakan pindahan dari Pasar Loak Jl. Gunung Agung sekitar 8 tahun lalu,” kenangnya.

Baca juga:  Kasatreskrim Polresta Pimpin Langsung Olah TKP

Sekitar 3 tahun lalu, mantri BRI mendatangi para pedagang karena adanya informasi dari manajemen PD Pasar terkait keberadaan para pedagang sparepart. Saat itu lah, BRI berupaya meyakinkan para pedagang untuk memanfaatkan jasa perbankan.

Ia pun mengaku awalnya was-was meminjam di bank. “Pertama ada was-was juga, satu gak bisa bayar, kedua takut dikejar-kejar (penagih hutang, red). Sekarang, alhamdulilah gak khawatir lagi,” katanya sambil tersenyum.

Ia merasa terbantu dengan adanya pinjaman di BRI. Bahkan, dia pun “ketagihan” karena saat ini sudah dua kali meminjam lewat kredit usaha rakyat (KUR). “Saya pribadi (pinjam, red) Rp 20 juta untuk sekarang. Tahun kemarin, Rp 25 juta. Untuk modal usaha,” sebut Rosyidi asal Madura ini saat ditanya terkait pinjamannya digunakan untuk apa.

Pria yang sudah tinggal selama 15 tahun di Bali ini pun menceritakan terdapat 202 pedagang yang tergabung dalam klaster. Mereka hampir semua memanfaatkan fasilitas KUR, bahkan ada juga yang kredit komersil. Para pedagang ini juga memiliki simpanan di BRI.

Baca juga:  BRI Hadirkan Solusi Finansial Perusahaan Sekuritas

Diberi Pelatihan

Agar pembayaran kredit lancar, mereka juga memperoleh sejumlah pelatihan dari BRI. Ada pelatihan soal pemasaran, pembukuan, hingga berjualan di NewPasar Id yang merupakan marketplace besutan BRI untuk mengakomodir penjual pasar bertemu konsumen secara virtual.

Tak heran, kini penjualan sparepart di klaster ini dikirim ke berbagai provinsi di Indonesia. “Harga yang kami tawarkan relatif lebih murah sehingga bisa dijual lagi atau digunakan sendiri. Makanya banyak pembeli dari luar Bali yang memesan,” bebernya sambil mengungkap omzet per bulan di lapaknya sekitar Rp10 juta.

Diakui pria yang punya dua lapak di klaster tersebut, peminjaman di BRI mudah. Syarat-syaratnya disebut tak berbelit. “Semua pelayanan bagus, tak ada masalah,” tegas Rosyidi.

Bahkan ia mengatakan sangat terbantu dengan hadirnya BRI. Sebab, ia bisa mencari tambahan modal untuk usahanya lewat KUR. “Dulu, sebelum kenal BRI, kami biasanya pinjam ke keluarga atau kerabat kalau perlu uang untuk modal usaha,” cetusnya.

Beragam sparepart kendaraan roda dua dan empat dijual di lapak Rosyidi. (BP/iah)

Salah satu konsumen di klaster itu, Wayan Suka Adnyana mengakui kebutuhan sparepart untuk motornya kebanyakan diperoleh di Pasar Kereneng ini. Pemilik motor Satria FU itu mengatakan selain lokasi yang dekat dengan kantornya, beragam jenis sparepart bisa ditemukan dengan mudah.

Baca juga:  Lala Studio Gelar Uji Kompetensi Senam

Harganya juga disebut pria asal Tabanan ini cukup terjangkau. “Sparepart Satria FU umumnya agak sulit dicari karena tahun produksinya juga sudah lama. Jadi alternatifnya ya cari di sini,” katanya saat ditemui di Pasar Kereneng, Rabu (6/3).

Terpisah, Pemimpin Cabang BRI Gajah Mada, Yoggi Pramudianto Sukendro memaparkan ada 202 pedagang yang tergabung dalam klaster usaha ini. “Klaster dibentuk sejak 11 Februari 2021. Adapun upaya Mantri dalam meyakinkan pedagang yaitu dengan mengumpulkan para pedagang untuk memberikan informasi terkait kelebihan jadi anggota klaster dan produk-produk BRI yang bisa dimanfaatkan anggota klaster baik dalam hal simpanan, pinjaman maupun produk lainnya,” paparnya.

Untuk kredit ada KUR, KUPRA, KECE, dan KUPEDES. Sedangkan simpanan mencakup Simpedes, Britama, Brimo, dan QRIS. Pedagang di Klaster Sparepart juga memanfaatkan NewPasar Id

“BRI selalu memberikan pelatihan pemasaran melalui aplikasi NewPasar Id dan pembukuan digital menggunakan stroberi kasir kepada anggota klaster untuk pengembangan usaha. Rata-rata pinjaman yang disalurkan sebesar Rp30.000.000,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN