Salah satu siswa dari Dria Raba melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 32 yang berlokasi di SD Santo Yoseph Denpasar, Rabu (14/2). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Siswa dan mahasiswa dari Yayasan Pendidikan Dria Raba Provinsi Bali sangat antusias menggunakan hak pilihnya. Mereka melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 32 yang berlokasi di SD Santo Yoseph Denpasar, Rabu (14/2).

Kali ini, ada sebanyak 8 orang yang menggunakan hak suaranya, terdiri dari siswa, mahasiswa dan dua orang alumnus yang sudah menjadi suami istri.

Sejak TPS itu dibuka, siswa dan mahasiswa berkebutuhan khusus ini sudah menunggu giliran mencoblos. Walau mereka mendaftar bersamaan, namun pada waktu pencoblosan mereka secara bergilian. Mereka diantar oleh dua orang pengasuh yayasan, yaitu I Made Suyasa dan Pande Made Krisna Angga Wijaya. “Siswa dan mahasiswa asuhan kami sangat antusias untuk mencoblos. Mereka telah membawa pilihannya dari rumah,” kata I Made Suyasa.

Baca juga:  Melihat Pengungsi, Ini yang dilakukan Turis di Desa Tenganan

Para siswa dan mahasiswa Dria Raba ini melakukan pencoblosan di tempat yang telah dilengkapi dengan template, sebuah kertas yang pada bagian nomornya telah dilobangi. Pengasuh itu kemudian menempel template itu di atas kertas suara. Siswa dan mahasiswa kemudian membaca dengan cara meraba lobang itu, selanjutnya mencoblos sesuai pilihannya. “Mereka sudah menentukan pilihannya sejak masa kampanye kemarin. Itu karena mereka aktif mendengar informasi melalui suara TV, Radio dan lewat media sosial,” ujarnya.

Dalam pemilihan itu, mereka hanya disiapkan template untuk pemilihan presiden dan anggota DPD. Sementara untuk pencoblosan DPR RI tidak menggunakan template.

Baca juga:  4 KK mundur, 6 KK Bali Transmigrasi Berangkat ke Sumba Timur

Kertas suara kemudian dilipat kembali oleh pengasuh, selanjutnya memasukan ke kotak suara yang tetap dipandu oleh pengasuhnya.

Menurut Suyasa dalam pencoblosan ini, siswa dan mahasiswa Dria Raba ini tidak menemukan kendala. Semuanya lancar. Lalu, untuk masalah pilihan, mereka sudah menentukan sendiri sejak masa kampanye.

Mereka juga mendengarkan debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden melalui TV dan media soaisl. “Sesungguhnya mereka tidak menemukan kesulitan, karena dari rumah mereka dudah mempunyai hatinurani,” imbuh Suyasa.

Hanya saja, sebelumnya mereka didaftarkan sesuai tempat daerah kelahiran mereka, yakni di masing masing daerah di Bali, seperti di Buleleng Bangli, Karangasem dan lainnya. Namun, mereka ingin memilih bersama teman-temannya, sehingga pengasuh melakukan mengurus agar bisa memilih bersama dekat dengan lokasi yayasan. “Kami bersyukur siswa dan mahasiswa yayasan ini mendapat memilih di TPS 32 ini,” ucapnya senang.

Baca juga:  Saling Klaim Kepemilikan Lahan, Jalan dan Tempat Parkir di Disbud Buleleng Ditutup

Abas salah satu siswa yang ikut mencoblos mengaku, tidak mengalami kendala dalam proses pencoblosan. Hanya saja, awalnya ia mengira mencoblos itu memakai jari, ternyata sudah disiapkan paku. “Saya rasa aman. Karena sudah ada panduan dari template itu. Hanya saja, setelah menentukan lubang itu, tiang pikir memakai tangan menusuknya, ternyata harus memakai paku yang sudah ada. Saat itu, tiang memilih Presiden DPR RI bersama DPD,” ungkap pria asal Bangli ini. (Budarsana/BTN)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *