Suasana mendem dasar terkait pembangunan tempat nyekah, Jumat (9/2). (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah pembangunan tempat pengabenan di Setra Bugbug, Kompleks Setra Agung Badung, Denpasar, rampung, fasiltas lainnya juga dilengkapi. Seperti pembangunan fasilitas tempat Nyekah.

Bahkan, upacara mendem dasar sudah dilakukan, Jumat (9/2). Sebelum dilaksanakannya upakara Mendem Dasar, terlebih dahulu dilakukan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga.

Diiringi dengan suara gambelan dan kidung, rangkaian upacara tersebut berlangsung khidmat. Bendesa Adat Denpasar, A.A. Ngurah Alit Wirakesuma mengatakan Desa Adat Denpasar menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan yang sekarang ini melanjutkan merealisasikan pembangunan tempat nyekah di Setra Bugbug yang menjadi satu kesatuan dengan Setra Agung Badung di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat.

Baca juga:  Denpasar Masih Laporkan Puluhan Pasien COVID-19 Harian, Desa Ini Sumbang Kasus Terbanyak Juga Pasien Termuda di Bawah Setahun

Untuk merealisasikan tempat tersebut, Desa Adat Denpasar mendapatkan bantuan hibah fisik yang bernilai sebesar Rp 2,8 miliar dari Pemkot Denpasar.
Dikatakannya, untuk lokasi tempat pengabenan ini berada di lahan Setra Bugbug. Untuk diketahui, Setra Agung Badung memiliki luas 9,3 hektar, sementara Setra Bugbug masih satu areal dengan Setra Agung Badung saat ini memiliki luas wilayah 40 are.

“Setra Bugbug inilah diambil untuk pembuatan tempat pengabenan dan sekarang dibangun tempat nyekah,” ungkap Alit Wirakesuma.

Baca juga:  Berawal dari Persahabatan, Kolaborasi Bali dan Thailand Tampilkan Epos Mahabharata

Alit Wirakesuma menjelaskan, pembangunan ini tidak akan mengurangi makna pengabenan dan nyekah termasuk adat dan budaya yang ada di dalamnya.

Pembangunan tempat nyekah ini tujuannya untuk menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan dan sekarang dilengkapi dengan tempat nyekah, sehingga diperlukan kelengkapan berupa bangunan.

Dia mengatakan, situasi saat ini mengharuskan para generasi untuk berfikir lebih ke depan lagi. Dimana, pembuatan tempat pengabenan dan nyekah ini bukan ingin menghilangkan adat budaya, melainkan menguatkan adat budaya. Bahkan, dengan adanya tempat pengabenan dan nyekah ini dapat membantu dan meringankan beban biaya krama Desa Adat Denpasar dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya.

Baca juga:  Transaksi di Denfest 2018 Tembus Rp 7 Miliar

Sementara Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Denpasar, I Gede Cipta Sudewa Atmaja menambahkan, pembangunan akan dimulai Maret 2024 ini. Pada saat ini masih proses DED dan nilai kontrak sebesar Rp2,8 miliar.

Adapun pembangunan yang akan dikerjakan yakni Padmasari, Bale Nyekah, Bale Banten, paving halaman parhyangan, bale pawedan, Pelinggih Surya, bangunan penunjang, seperti toilet, candi bentar dan tembok penyengker. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *