DENPASAR, BALIPOST.com – Kegiatan akhir tahun yang dirancang Pemkot Denpasar di kawasan Catur Muka, yakni Denpasar Festival (Denfest) diapresiasi warga kota. Meski demikian, dampak lainnya adalah masalah kemacetan di beberapa lokasi serta timbulnya sampah.
Denfest kali ini menghasilkan sekitar 12 ton sampah per hari. Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Ketut Adi Wiguna, Senin (25/12) mengatakan dalam gelaran Denfest selama 4 hari ini pihaknya menyiapkan 4 truk sampah di beberapa titik kawasan Denfest.
Truk tersebut standby untuk mengangkut sampah ketika petugas kebersihan dan kru kebersihan area festival selesai melakukan tugasnya. “Kami siapkan 4 truk sampah, ada juga petugas kebersihan. Tetapi karena di Denfest ada petugas clean area jadi mereka yang bertugas memungut sampah setiap kali pengunjung selesai makan,” jelasnya.
Menurut Adi Wiguna, rata-rata sampah yang dihasilkan selama Denfest yakni sebanyak 12 ton per harinya. Jumlah sampah tersebut dihasilkan paling banyak dari bungkus kertas makanan, botol plastik dan sisa-sisa makanan pengunjung. “Kalau rata-rata selama 4 hari itu sampah yang dihasilkan sekitar 48 ton di luar dari sampah harian Kota Denpasar,” ungkapnya.
Adi Wiguna mengatakan, terkait sampah plastik, dia mengaku kesulitan melakukan pengolahan. Hal itu disebabkan karena kantong plastik belum bisa diolah secara penuh di Denpasar.
Menurutnya, dalam Denfest ini sudah ditegaskan bahwa tidak ada penggunaan kantong plastik bagi peserta Denfest baik dari UMKM kuliner maupun krya dan fashion. Larangan penggunaan kantong plastik juga sudah ditegaskan dalam Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. (Asmara Putera/balipost)
