Bincang dan kegiatan yang dikemas dalam acara “Honoring Ethnic Textile” digelar di John Hardy Boutique & Gallery, Seminyak - Bali, pada Jumat (24/11). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bincang dan kegiatan yang dikemas dalam acara “Honoring Ethnic Textile” digelar di John Hardy Boutique & Gallery, Seminyak – Bali, pada Jumat (24/11). Diskusi terkait tekstil Bali ini dibawakan Melati Danes, untuk mengangkat kesadaran agar mengambil peran dan kontribusi terhadap budaya Bali di tengah zaman yang kian berkembang.

Menurut Ni Wayan Melati Blanca Danes, sehelai kain membangkitkan kenangan yang dimulai dari masa kecilnya sebagai penari, hobi, cara menjalani dan prinsip hidup, serta yang menuntunnya dalam berkarya di ranah profesional sebagai desainer interior melalui studionya: Melati Danes Interior (MDI). Kecintaan Melati Danes terhadap tekstil etnik dan seni budaya semakin
beragam.

Baca juga:  Hasil Uji BBPOM, Ikan Asin di Kampung Jawa Positif Formalin

Kiprahnya di industri gaya hidup membawanya untuk mengenal lebih mendalam tentang tekstil dari berbagai daerah, serta mendalami lebih dalam nilai-nilai luhur tradisi budaya nusantara. Desain interior khas Melati Danes selalu mencerminkan perpaduan harmonis antara modernitas dengan estetika dan keunikan yang terinspirasi dari kain warisan atau corak kain tradisional.

Pengalaman luas selama lebih dari 15 tahun di industri interior, dengan pesialisasi di sektor perhotelanmebuat proyek-proyek Melati Danes Interior tersebar di Indonesia, Thailand, dan India, termasuk salah satunya dinominasikan dalam kompetisi Unesco Worldwide Prix Versailles 2020 sebagai Hotel Terindah di Asia Selatan yang berkolaborasi dengan Popo Danes: Lelewatu Resort Sumba.

Baca juga:  Nelayan Paceklik, Harga Ikan Pindang Naik 

“Tubuh fisik dan mental kita terhubung dengan ruang yang kita tinggali. Pergeseran cara pandang terhadap apa yang dianggap kuno, untuk dihargai sebagai bagian dari diri kita sendiri,” ungkapnya dalam rilis yang diterima. (kmb/balipost)

BAGIKAN