Viraguna Bagoes Oka. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sudah saatnya TPA Suwung bertransformasi menjadi kawasan wisata. Saat ini momen yang tepat untuk mewujudkannya. Demikian disampaikan pengamat ekonomi Bali, Viraguna Bagoes Oka, Selasa (21/11).

Viraguna mengatakan, pascaberakhirnya status darurat akibat kebakaran di TPA Suwung, maka saat inilah mulai dipikirkan dan diwujudkan untuk mentransformasi TPA Suwung menjadi kawasan pariwisata yang terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya.

Namun dalam mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan oleh tokoh dan masyarakat Bali yang memang paling memahami dan mengetahui kondisi lokal bukan menteri. “Kita orang Bali yang harus mewujudkannya karena kita punya dasar Tri Hita Karana, lokal wisdom dan juga kebijakan lingkungan alam dan sekitarnya,” ungkap Viraguna.

Menurutnya, seharusnya tokoh-tokoh Bali melalui Pj Gubernur Bali yang saat ini memiliki kebebasan karena bukan orang partai, memiliki figur orang Bali, netral dan yang memahami Bali, mestinya suaranya dapat mewakili kepentingan Bali.

Baca juga:  Hari Ini, Satu Zona Orange Laporkan Belasan Warga Tertular COVID-19

Selain itu akses anggaran untuk pelaksanaan dinilai juga jauh lebih mudah karena mewakili pusat karena pemerintah pusat tidak memikirkan dana lokal lagi. Ketiga kelebihannya adalah, untuk mewujudkannya tidak perlu ideal namun dapat mencontoh negara tetangga dengan menggabungkan konsep yang dimiliki Bali. “Misalnya Singapura, kita melihat bagaimana cara mengelola dan mengaturnya,” tandasnya.

Sementara, masyarakat dinilai pasti akan menerima karena berlandaskan lokal wisdom dan THK. “Jadi dari sisi anggaran kan mudah, sudah ada contoh yang bisa kita tiru dan menteri pasti akan mengikuti karena suara dari kita. Asal kita ada kemauan, komitmen kesungguhan, pasti bisa,” ungkapnya.

Baca juga:  Dua Minggu Terbakar, Luas Pemadaman di TPA Suwung Capai 50 Persenan

Menurutnya kondisi ini sudah mendesak dan saat ini lah waktu yang tepat untuk mewujudkannya apalagi pandemi sudah lewat, serta Bali sedang digandrungi menjadi daerah tujuan utama berwisata. “Kalau ini tidak lekas cepat, sayang moment dilewatkan,” imbuhnya.

Agar Suwung tak berlarut-larut Suwung menjadi TPA, maka image Bali selatan sebagai tempat sampah akan bisa diubah. Lokasi TPA Suwung yang berada di jalur utama airport dan tempat wisata, akan menjadi manis dengan ditatanya kawasan tersebut. Apalagi TPA Suwung terlihat dari jalan tol atas laut yang cukup langka di Indonesia. Maka pemandangan tak sedap sampah menggunung, dapat disulap menjadi tempat paling indah yang bisa dinikmati dari atas tol laut.

Dari sisi ekonomi dan bisnis serta masyarakat akan lebih tertata dan mereka sudah mulai belajar bagaimana mengadopsi sistem yang begitu bermanfaat bagi kita semua. “Ini sangat penting, setelah itu Bali akan menjadi destinasi yang semakin bersih dan image ketika hujan banyak sampah menyumbat dan hanyut melewati aliran air akan berubah. Kalau ini bisa diwujudkan, dampak selanjutnya akan ke aspek ekonomi bisnis kemasyarakatan dan pariwisata,” imbuhnya.

Baca juga:  Dihentikan Sementara, Pembuangan Sampah dari "Bagita" ke TPA Suwung

Dengan adanya wacana itu, masyarakat harus terus mengingatkan bahwa TPA Suwung menjadi barometer untuk kemaslahatan masyarakat di Bali terutama di Denpasar yang sebagai pusat dari perekonomian Bali.

“Jadi pemerintahan yang terintegrasi akan bisa terwujud, tidak ada lagi ada Denpasar, Badung, Klungkung, kita akan bisa menjadi satu komando one island management,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN