Manajemen GO menghadiri peresmian Gedung GO Melati 57, Jumat (10/11). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gedung Ganesha Operation (GO) di Jalan Melati 57, Denpasar, Bali diresmikan Direktur Utama (Dirut) GO, Prof Dr Ir Bob Foster MM, Jumat (10/11). Peresmian ini disaksikan Kepala Cabang GO Bali, I Dewa Ketut Putra Kanjaya ST MM, jajaran direksi, manager, pengajar, dan undangan lainnya.

Gedung yang baru direnovasi ini memiliki 40 ruang belajar dan dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya. Bimbingan belajar (bimbel) GO di Bali ada 25 unit gedung yang tersebar di setiap kabupaten/kota. Untuk di Denpasar ada 7 unit, Badung ada 4 unit, Gianyar ada 4 unit. Kemudian 2 unit di Klungkung, 2 unit di Tabanan, 1 unit di Bangli, 2 unit di Karangasem, 1 unit di Negara, dan 2 unit di Singaraja.

Baca juga:  160 Ribu Unit Kendaraan Sudah Ikut Pemutihan

Dengan total jumlah siswa yang mengikuti bimbel GO se-Bali mencapai 4.853 orang. Siswa tersebut didominasi tingkat SMA.

Dirut GO, Prof Dr Ir Bob Foster, MM menerangkan GO pertama kali didirikan di Bandung. Melihat kebutuhan pembelajaran ini sangat perlu merata se-Indonesia untui menghasilkan generasi muda yang akan mengubah bangsa Indonesia ke depannya, pengembangan GO berikutnya dilakukan ke Denpasar.

Selanjutnya dibuka juga GO di beberapa daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, GO mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai bimbel terbesar se-Indonesia. Tidak hanya itu, MURI juga memberikan penghargaan sebagai bimbel terbaik se-Indonesia, karena sebagian besar lulusan GO diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.

Baca juga:  Tips Gunakan Skincare, Dijamin Gak Bikin Kulitmu Bermasalah

“Dengan adanya gedung ini, para siswa bisa mempunyai tempat yang sangat nyaman untuk belajar. Mereka difasilitasi dengan suasana yang enak untuk belajar. Maka kami harapkan Denpasar, Bali akan membina generasi mudanya melalui Ganesha Operation, menjadi orang-orang yang sukses mengubah masa depan Indonesia,” harap Dirut GO.

Terkait pembelajaran secara online, Prof Bob Foster menjelaskan dari pengalaman Covid-19 lalu, bahwa tidak sampai 10 persen dari siswa mendapatkan pembelajaran yang optimal dari pembelajaran online. Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan tatap muka. Tanpa tatap muka maka goal pembelajar tidak akan maksimal.

Baca juga:  Musim Hujan, Perajin Arak Kesulitan Bahan Baku

GO mendukung kurikulum merdeka, karena para siswa tidak hanya diupayakan mengikuti pembelajaran di sekolah saja, tetapi mereka juga dilengkapi dengan wawasan-wawasan kehidupan. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *