Panudiana Kuhn. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peta jalan menuju pariwisata Bali berkualitas sudah dicanangkan melalui berbagai upaya saat kepemimpinan Wayan Koster dan Cok Ace sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Seharusnya tidak ada jeda waktu untuk mewujudkan pariwisata berkualitas sehingga Penjabat Gubernur Bali saat ini dapat langsung bergerak dan bekerja.

Menurut Pengusaha Pariwisata, Panudiana Kuhn, yang diwawancarai Jumat (8/9), masalah paling terlihat
yang harus dapat diselesaikan untuk pariwisata berkualitas adalah kemacetan. “Di mana-mana parkir susah, semrawut. Jika dibandingkan dengan Singapura yang harga kamar Rp 8 juta ke atas tetap laku, hotel paling murah saja di sana USD 250. Cuma di sana enggak macet, tertib, taksi dan angkutan umum tertib, hotel dan jalan bersih,” bebernya.

Baca juga:  Wadahi Ciptakan Konten Kreatif Bali Era Baru, Gubernur Koster Diapresiasi Milenial

Dengan kondisi pariwisata saat ini, ia berharap Pj Gubernur Bali dapat mewujudkan cita-cita Wayan Koster untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Bali.

Ketua IHGMA Bali, Dr. Yoga Iswara, menyatakan harapannya ke Sang Mahendra agar pembangunan
pariwisata secara fundamental yang sudah dilakukan Gubernur Wayan Koster dilanjutkan dan bahkan diperkokoh. Pembelajaran pada masa COVID-19 memberikan indikasi bahwa pariwisata Bali sudah waktunya berbenah yang tidak sekedar melihat pendekatan kuantitas misalnya pencapaian kedatangan wisatawan sebagai satu-satunya indikator keberhasilan pariwisata, namun dampak manfaat bagi masyarakat, alam dan budaya Bali secara berkelanjutan.

Baca juga:  Gubernur Koster Uraikan Capaian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bali

Yoga menambahkan bahwa mewujudkan pariwisata berkualitas di Bali ibaratnya dengan menjadikan Bali sebagai destinasi yang bertanggung jawab. Kualitas berfokus pada penyelenggaraan produk, pelayanan dan pengelolaan yang berkualitas, dan menciptakan kepuasan wisatawan, sedangkan kuantitas berfokus pada jumlah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat lokal, sekaligus jumlah yang aman dalam batas carrying capacity yang terukur tanpa mengabaikan dampak lingkungan, sosial dan budaya.

Baca juga:  Gamcheon di Korsel, Ide yang Menginspirasi Kepala Daerah

Pariwisata tidak relevan lagi digaungkan hanya sebatas sebagai leading sector. “Namun sebagi trans sector yang lebih bertanggungjawab dengan wajah yang lebih membumi, realistik, lebih bijaksana, dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas,” ungkap Yoga Iswara. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN