Petugas melakukan fogging di salah satu lokasi di Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Sebab, sejak Januari hingga 12 Agustus 2023, kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Denpasar mencapai 1.278 kasus.

Jumlah ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022 untuk periode yang sama. Total kasus DBD dari Januari hingga Agustus 2022 sebanyak 754 kasus.

Hal tersebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Meskipun kasus melonjak di tahun 2023, namun belakangan ini kasus demam berdarah di Kota Denpasar semakin melandai.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Jumat (18/8) mengatakan, untuk kasus, sampai minggu terakhir ini cenderung menurun. Sedangkan berdasarkan data per bulannya yakni Januari 2023 sebanyak 296 kasus, Februari 255 kasus, Maret 230 kasus, April 186 kasus, Mei 158 kasus, Juni sebanyak 81 kasus, Juli sebanyak 59 kasus, dan hingga 12 Agustus sebanyak 13 kasus.

Baca juga:  Bakteri Ini Dikembangkan untuk Atasi DBD

Sementara untuk desa atau kelurahan dengan kasus tertinggi ditempati oleh Kelurahan Sesetan dengan 127 kasus, Kelurahan Padangsambian 90 kasus, Desa Sidakarya sebanyak 74 kasus. “Kami lakukan berbagai upaya seperti fogging fokus, maupun pemberantasan jentik nyamuk oleh para kader Jumantik,” kata Dharmayuda.

Selain itu, untuk menekan kasus DBD, Denpasar akan segera menerapkan metode Wolbachia. Pihaknya bekerjasama dengan World Mosquito Program (WMP) dan Save the Children Indonesia untuk cegah DBD dimulai di Denpasar. Kegiatan kampanye metode Wolbachia dimulai pada bulan Juni 2023 yang rencananya akan dilaksanakan sampai bulan November 2023 di 24 Desa di Kota Denpasar Bali.

Baca juga:  Denpasar Gelar Tawur Agung Kesanga, Dipusatkan di Lapangan Puputan

“Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerimaan masyarakat mengenai metode Wolbachia untuk pencegahan DBD di kota Denpasar,” katanya.

Disebutkan jika Wolbachia merupakan bakteri alami yang terdapat di 5.096 serangga seperti lalat buah, lebah, dan kupu-kupu. Wolbachia tidak terdapat di nyamuk Aedes aegypti sehingga nantinya dimasukan ke dalam nyamuk Aedes aegypti yang akan menghambat perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.

Baca juga:  Hyper Endemis, DBD Banyak Serang Anak dan Remaja

Selain itu metode Wolbachia ini sudah teruji aman untuk manusia, lingkungan dan hewan. Di Denpasar, Wolbachia akan disebarkan ke seluruh kecamatan dan sebagian desa selama 10-20 minggu, sebelum nyamuk bisa berkembang-biak tanpa perlu pelepasan lagi. Nyamuk ber-Wolbachia akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan yang ber-Wolbachia. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN