Petani di Awan memproduksi arak jeruk untuk mengatasi anjloknya harga jual jeruk saat musim panen. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Sukses mengolah jeruk jadi arak, kelompok petani di Desa Awan, Kintamani yang tergabung dalam kelompok UMKM Tirta Kauripan kini membuat arak dari kopi. Arak kopi yang dihasilkan telah dipasarkan ke sejumlah daerah.

Arak kopi mulai dikembangkan UMKM Tirta Kauripan sejak tiga bulan lalu. Pembuatan arak kopi dilatarbelakangi karena hasil panen kopi di Desa Awan yang melimpah.

Proses pembuatan arak kopi tak jauh beda dengan pembuatan arak jeruk. I Made Parnawa, konsultan Kelompok UMKM Tirta Kauripan mengungkapkan, proses pembuatan arak kopi diawali dengan merebus kopi dengan suhu 80-100 derajat Celcius.

Baca juga:  Ribuan Potensi Pajak di Gianyar Belum Digarap

Setelah itu didinginkan lalu difermentasi. Proses fermentasi dilakukan selama tiga minggu. “Selanjutnya disuling atau didestilasi menjadi arak,” terangnya, Minggu (13/8).

Kadar alkohol arak kopi buatan UMKM Tirta Kauripan bisa diatur. Saat ini arak kopi yang dibuat baru satu varian yakni varian original.

Menurut Parnawa, arak kopi punya rasa lebih lembut. Rasa panasnya juga lebih terasa.

UMKM Tirta Kauripan sudah menjual puluhan liter arak kopi ke beberapa daerah. Seperti Bekasi dan Dompu. Harganya bervariasi tergantung kemasan mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 130 ribu. UMKM Tirta Kauripan juga membuat arak kopi infuse yakni arak jeruk yang dicampur biji kopi. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Denpasar Jadi Lokasi Penutup Pesta Retail SRC, Ribuan Toko Kelontong Berpartisipasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *