Sekda Adi Arnawa saat menghadiri acara launching Geguritan Pura Sada dan penyerahan piagam kepada Mancagra 1949, di Pura Kahyangan Jagat Purusada, Desa Adat Kapal, Jumat (11/8). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Penampahan Kuningan, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa, mewakili Bupati Badung, menghadiri acara launching Geguritan Pura Sada dan penyerahan piagam kepada Mancagra 1949. Mancagra yaitu seorang serati yang memiliki tugas untuk membuat banten dalam pelaksanaan upacara yadnya di tahun 1949 atau saat Pura Sada mulai dibangun kembali setelah kehancuran akibat gempa tahun 1917.

Pada kesempatan itu, Sekda Adi Arnawa juga menerima Baligrafi dari Bendesa Adat Kapal, bertempat di Pura Kahyangan Jagat Purusada, Desa Adat Kapal, Jumat (11/8). Turut hadir, anggota DPRD Badung, I Made Suwardana, Ni Komang Tri Ani, Kepala Dinas Kebudayaan, I Gede Eka Sudarwitha, Camat Mengwi, I Nyoman Suhartana, Lurah Kapal, I Nyoman Adi Setiawan, Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana, para Mancagra, beserta para pamedek se-Desa Adat Kapal.

Baca juga:  Seminar Reformasi Ritual Upacara dan Upakara Ngaben, Hilangkan Kesan Memberatkan

Dalam sambrama wacana-nya, Sekda Adi Arnawa mengatakan, Pemerintah Kabupaten Badung senang dan bangga ikut menyaksikan kegiatan launching Geguritan Pura Sada serangkaian penyerahan piagam kepada Mancagra 1949, di Pura Kahyangan Jagat Purusada.

“Bendesa Adat Kapal dan Undagi di Desa Adat Kapal menyampaikan bahwa yang bernama Mancagra itu, Beliau yang sudah berhasil membangun Parhyangan Ida Batara yang berstana di Pura Kahyangan Jagat Purusada, yang dijadikan sebagai cagar budaya/situs yang patut dilindungi secara bersama-sama. Kepada generasi muda, mari kita jaga, hormati apa yang sudah diberikan oleh para pangelingsir kita sejak dahulu. Apalagi jika dilihat dari bentuk bangunan Pura Kahyangan Jagat Purusada, sangat luar biasa, yang mana orang-orang pangelingsir kita yang dulu mengabdi/ngayah dengan tulus ikhlas untuk membuat bangunan Pura Kahyangan Jagat Purusada. Dilihat dari segi ketinggian bangunan, maupun wibawa terhadap pura, sangatlah bagus. Apalagi jika dilihat dari kebijakan Bapak Bupati Badung yakni meringankan beban masyarakatnya dari segi pembangunan maupun adat seni dan budaya,” ujarnya.

Baca juga:  Jalan Lingkar Selatan di Badung, Pembebasan Lahan Mentok Karena Ini

Sementara itu, Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana, dalam sambutannya mengungkapkan, berkenaan dengan kegiatan yang dilaksanakannya di Pura Kahyangan Jagat Purusada yakni upacara mlaspas pratima, serangkaian kegiatan penyerahan piagam penghargaan kepada para tukang-tukang/undagi di tahun 1949 sampai 1951. Tujuan diberikannya penghargaan ini, bahwa Desa Adat Kapal, tidak pernah lupa dengan jasa-jasa dari pada para leluhur yang sudah membangun Pura Kahyangan Jagat Purusada.

Baca juga:  Bendungan Terbesar Segera Dibangun, Bupati Bangli Tak Sepakat Nama Belok Sidan Digunakan

“Kami mengucapkan terima kasih dalam bentuk pemberian piagam penghargaan disertai doa. Dengan harapan, semoga undagi yang sudah mendahului, agar mendapatkan tempat yang baik, sesuai dengan kramanya, ayah-ayahan di Pura Kahyangan Jagat Purusada,” ucapnya.

Pihaknya juga menyosialisasikan, menyebarluaskan informasi tentang keberadaan Pura Kahyangan Jagat Purusada, yakni dalam berbentuk geguritan, bersumber dari purana yang di-sungsung Pura Kahyangan Jagat Purusada. Tujuan kegiatan ini tentu, penyampaian purana dalam bentuk Bahasa Bali, sehingga masyarakat dari kalangan terbawah sampai tingkat tinggi agar mudah memahami sejarah Pura Kahyangan Jagat Purusada. (Adv/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *