Mek Sambru menerima dua penghargaaan tingkat nasional dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) karena blayag buatannya. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Blayag –semacam ketupat berbentuk lonjong dengan berbagai macam lauk pauk sebagai pendamping– Mek Sambru telah melegenda di kalangan masyarakat di Karangasem, bahkan luar Karangasem. Usaha blayag tersebut sudah dirintis sejak puluhan tahun silam.

Atas kosistensinya tetap melestarikan dan mengembangkan kuliner blayag khas Karangasem, Mek Sambru yang memiliki nama asli Ni Made Resti (81) meraih dua penghargaaan tingkat nasional yakni, dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek). Dua penghargaan itu adalah sertifikat penetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2021 oleh Kemendikbud Ristek dan Kekayaan Intelektual Komunal Pengetahuan Tradisional tahun 2023 oleh Kemenkumham.

Baca juga:  Menu Lokal Tak Pernah Membosankan

Di Kabupaten Karangasem, nama Mek Sambru yang berjualan blayag khas Karangasem telah populer. Kekhasan Blayag Mek Sambru ini adalah pembuatannya yang masih tradisional dan menggunakan bahan pilihan. Selain itu, kemasan janur yang digunakan untuk membungkus beras tersebut menjadikan aromanya menjadi terasa kenyal dan enak.

Blayag ini dikombinasikan dengan 15 jenis menu lauk dan sayur. Blayagnya kerap dipesan saat acara pesta perkawinan dan kegiatan lainnya, bahkan hingga ke luar Karangasem.

Baca juga:  Malam Tahun Baru, Vila di Amed Terbakar

Wanita yang sudah berusia lanjut ini menjelaskan dirinya merupakan generasi kedua dari usaha kuliner ini. Diceritakan, sang ibu, Ni Nyoman Sangri, merintis usaha ini dan dirinya ikut membantu berjualan sejak masih anak-anak. “Sejak awal saya berjualan blayag di Jalan Gajahmada, Amlapura sampai sekarang,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN