Sekaa Semara Pegulingan "Dharma Winangun”, Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Duta Kota Denpasar tampil di ajang PKB ke-44 Tahun 2022 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali, Selasa (5/7/2022). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta kesenian Bali (PKB) merupakan sebuah festival seni dan budaya tahunan yang berlangsung di Bali. Penyelenggaranya adalah Pemerintah Provinsi Bali. Di 2023 ini, kegiatan PKB akan kembali digelar pada 18 Juni hingga 16 Juli.

Event yang digelar sebulan penuh ini pun merupakan perayaan seni tradisional dan kontemporer di Bali. Festival ini menghadirkan berbagai kesenian yang diimplementasikan oleh perwakilan setiap kabupaten di Bali.

PKB punya sejarah yang panjang dari tahun 1979. Pencetusnya ialah Gubernur Bali ke-6, almarhum Ida Bagus Mantra. Pada saat awal adanya PKB, diadakan selama 2 bulan, dari 20 Juni 1979 sampai dengan 23 Agustus 1979.

Dari tahun ke tahun, festival seni dan budaya Bali menjadi semakin populer. Sehingga penyelenggaraan PKB selalu menarik pengunjung lokal dan wisatawan internasional. Selain itu, PKB menampilkan berbagai acara dan pertunjukan. Termasuk pertunjukan tari tradisional Bali, konser musik, pameran seni, pameran kerajinan tangan, acara kuliner, dan kompetisi.

Telah mengalami banyak perubahan dan penyempurnaan dari tahun ke tahunnya. Festival seni dan budaya ini telah menjadi acara penting bagi masyarakat Bali, sekaligus daya tarik wisata yang sangat signifikan bagi promosi pariwisata.

Dikutip dari berbagai sumber, PKB dari masa ke masa memiliki tema yang berbeda.

1. Pesta Kesenian Bali pada 1979

Baca juga:  Kena OTT, Kelian Dinas Terancam Penjara Seumur Hidup

PKB 1979 adalah pesta kesenian yang pertama kali dilakukan, dan menjadi cikal bakal agenda tahunan tersebut. Pembukaan serta peresmian pesta kesenian edisi pertama tersebut dilakukan pada 20 Juni 1979, dan berlangsung selama dua bulan dengan ditutup pada tanggal 23 Agustus 1979.

2. Pesta Kesenian Bali pada 1980-an

Setelah rampung edisi pertama, Pesta Kesenian Bali kemudian dilakukan tahunan dan biasanya dibuka oleh pejabat tinggi negara. Seperti PKB tahun 1980 dan 1981 yang dibuka oleh Menko Kesra (Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat). Kemudian tahun 1982 dibuka oleh istri presiden Indonesia kedua, dan tahun 1983 dibuka oleh Mendikbud.

Pesta Kesenian dan sejarahnya dilanjutkan pada tahun 1984 yang dibuka oleh wakil presiden, dan kala itu muncul garapan musik prosesi monumental yang kemudian diberi nama ‘Adi Merdangga’. Ide penciptaan musik baru tersebut berasal dari Gubernur Bali, yang direalisasikan oleh kreativitas seniman karawitan ASTI Denpasar.

Sejak saat itu, Adi Merdangga ini selalu tampil mengawali pawai pembukaan PKB hingga tahun 2009. Ciri khas dari musik prosesi Adi Merdangga sendiri memakai jenis instrumen kendang yang jumlahnya banyak.

Instrumen ini kemudian dipadukan dengan instrumen lain layaknya suling, gong, sungu, kempur, bebende, bonang, dan cengceng kopyak.

Di tahun 1985, untuk pertama kalinya pagelaran musik dan tari Bali garapan baru dipentaskan. Ada banyak karya hasil kreativitas para seniman ditampilkan saat itu. Termasuk dua karya eksperimental, ‘Kosong’ dan ‘Gema Eka Dasa Rudra’. Yang mana saat itu PKB dibuka Presiden kedua RI.

Baca juga:  Sejumlah Jalan di Bangli Tertimbun Longsor

3. Pesta Kesenian Bali Pada 1990-an

PKB tahun 1992 edisi-14 dibuka oleh Wakil Presiden. Pesta Kesenian dan sejarahnya kembali mencatat hal menarik di tahun ini. Karena saat itu pagelaran musik dikemas dengan tema ‘Kesahajaan Musik Bambu’. Yang mana terdapat sejumlah garapan musik baru ditampilkan, seperti Bumbang, Teropong Beruk, dan Uma Sadina II.

4. Pesta Kesenian Bali Pada 2000-an

Di edisi ke-30 mengusung tema ‘Citta Wretti Nirodha’ atau Pengendalian Diri Menuju Keseimbangan dan Keharmonisan. Di tahun tersebut diselenggarakan pula festival wayang internasional yang diikuti oleh 5 negara, termasuk Indonesia sebagai tuan rumah. Empat negara lainnya yaitu Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Selandia Baru.

Selain festival wayang internasional, festival musik etnis kawasan ASEAN juga turut diadakan saat itu. Kemudian di tahun 2009, tema yang diterapkan adalah ‘Mulat Sarira’ atau Kembali ke Jati Diri Menuju Kemuliaan Bangsa dan Negara, yang berlangsung selama satu bulan dan digelar di Taman Werdhi Budaya Art Centre Bali.

5. Pesta Kesenian Bali pada 2010 ke Atas

Baca juga:  SE Kemenag akan Atur Ibadah Ramadan Cegah Penularan COVID-19

Adapun tema utama lima tahunan (2010-2015) pada Pesta Kesenian Bali yaitu ‘Segara Giri’ atau Tapak Jejak Kehidupan. Dimana terdapat beberapa catatan baru pada Pesta Kesenian dan sejarahnya.

Seperti PKB ini mengacu pada enam materi pokok yaitu pameran, penyajian film dokumenter, sarasehan, lomba/parade, pagelaran seni, dan pawai. Kemudian ada kolaborasi baru yaitu seni tradisi dan modern lewat penyelenggaraan kegiatan fashion show, dengan cara menampilkan busana dari kain tradisional seperti endek dan songket.

Hingga tahun tahun setelahnya, PKB pun terus diselenggarakan. Hanya pada 2020 dibatalkan karena pandemi, baru kemudian kembali dilangsungkan di 2021.

Tujuan diadakannya PKB setiap tahun agar melestarikan, mengembangkan, serta mempromosikan kesenian dan kebudayaan Bali yang unik dan beragam. Sebab seni dan budaya merupakan bagian penting dari identitas Bali.

Festival kesenian dan budaya Bali juga menyediakan platform bagi seniman dan artis lokal untuk memamerkan bakat mereka. Dengan adanya PKB, segala bentuk seni yang ada di Pula Dewata menjadi berkembang.

Selama festival, berbagai acara dan pertunjukan seni dan budaya diadakan. Antara lain pertunjukan tari tradisional Bali, konser musik, pameran seni, pameran kerajinan tangan, acara kuliner, dan kompetisi. Selain itu, pengunjung tidak dikenakan biaya untuk menonton pertunjukan, sehingga event PKB dapat diakses oleh semua orang. (Wulan/Balipost)

BAGIKAN