Ternak Sapi Bali milik warga di Sawe yang mati mendadak pada Senin (1/5) pagi. Kejadian ini merupakan yang kesekian kali terjadi di wilayah tersebut selama dua bulan terakhir. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Warga di Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana kembali dikejutkan dengan kejadian ternak mati mendadak. Sebelumnya, ada belasan sapi mati dalam 2 bulan terakhir di banjar itu.

Pada Kamis (4/5), seekor babi milik warga mati. Diduga babi betina milik Ida Bagus Putu Suliksa terkena penyakit kolera.

Kejadian ini sudah dilaporkan ke petugas lapangan Dinas Pertanian dan Pangan. Tim dari Kecamatan juga sudah turun melakukan investigasi.

Baca juga:  Senderan Pengaman Sungai Tukadaya Ambrol

Suliksa mengatakan beberapa jam sebelum babi lemas dan mati, kondisinya sehat dan tidak menunjukkan sakit. Babi yang mati itu berada satu deret kandang dengan empat ekor babi lainnya.

Namun, kondisi yang lain masih sehat. Suliksa menyebut dua bulan terakhir di wilayah Sawe juga sering terjadi kejadian babi mati mendadak.

Dikonfirmasi, petugas dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, drh Gede Adi Adnyana mengatakan dari hasil investigasi tim kecamatan pada babi itu mengindikasikan terjangkit penyakit kolera babi. Namun dipastikan kolera pada babi tidak menular ke manusia.

Baca juga:  Bangunan Warga Nyaris Roboh Tergerus Erosi Sungai

Salah satu cara untuk pencegahan agar tidak terjangkit adalah dengan vaksin kolera. Adnyana menghimbau masyarakat, khususnya peternak babi untuk vaksinasi agar terhindar dari penyakit tersebut.

Terkait dengan hasil laboratorium pemeriksaan sapi yang mati di Banjar Sawe, menurutnya masih menunggu.

Sebelumnya di wilayah Sawe pada 1 Mei, dua ekor sapi bunting milik peternak ditemukan mati. Kematian ini merupakan kejadian yang kesekian kalinya sejak dua bulan terakhir. Dari informasi warga, sudah ada 11 ekor sapi yang mati di daerah Sawe. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Populer Dari Medsos, Kunjungan Mencapai 4.000 Orang Sebulan
BAGIKAN