Sapi yang menyerang pemiliknya pada Selasa sore hingga meninggal dunia berada di kandang. Dari pemeriksaan petugas Keswan, sapi diduga lapar dan sedang birahi. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Seorang warga asal Banjar Pancaseming, Desa Batu Agung meninggal dunia setelah diseruduk sapi jantan peliharaan, Selasa (14/3) sore. Korban, I Nengah Weta (69) meninggal dunia dengan luka-luka yang diderita akibat amukan sapi peliharaan.

Menurut keterangan saksi, korban diseruduk sapi peliharaan saat hendak memberi makan di kandang sekitar pukul 15.00 WITA. Saat ditemukan oleh keluarganya yang mencari kondisi korban sudah penuh luka.

Baca juga:  Jumlah Peziarah ke Makam KH Abdurrahman Wahid Naik Drastis

Kapolsek Kota Jembrana, Iptu I Putu Budi Santika membenarkan kejadian itu. Setelah diketahui korban dalam kondisi badannya penuh luka-luka, sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya tidak bisa tertolong. Pihak kepolisian menduga sapi tersebut bersifat emosional atau tidak terkendali karena kelaparan atau stres, sehingga menyerang pemiliknya.

Adanya kejadian itu, petugas dari Bidang Keswan Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana melakukan pengecekan kemungkinan sapi tersebut terkena rabies atau sakit gila. Namun dari pengecekan ke lapangan, Rabu (15/3) sapi tersebut tidak terkena rabies atau sakit gila.

Baca juga:  Peternak Sapi Keluhkan Susah Dapatkan IB

Melainkan kemungkinan menyerang karena stres akibat kurang makan dan tidak melakukan penyaluran birahi selama dua bulan. Kabid Keswan Kesmavet Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan dari pengecekan kondisi sapi tenang dan tidak ada riwayat gigitan anjing.

“Kemungkinan korban ini memindahkan sapinya dengan menuntun atau menarik sapinya, karena stresnya sapi terlalu tinggi karena telat makan dan ada riwayat tidak pernah melakukan penyaluran birahi sehingga mengamuk,” katanya.

Baca juga:  Pohon Timpa Atap Gedung Sekolah

Dari riwayat sapi sudah dua bulan sapi tidak menyalurkan birahi. Untuk rabies di wilayah. Banjar Pancaseming sudah dilakukan vaksinasi massal pada akhir 2022 lalu. Diprediksi sapi menyerang lantaran sapi kurang makan dan sedang birahi. (Surya Dharma/Balipost)

BAGIKAN