Desa Adat Batuaji, Kecamatan Sukawati, Gianyar belum lama ini menggelar upacara Ngodakin Sesuhunan. Tiga sesuhunan yang di-odakin yakni Ratu Gede, Ratu Ayu dan Ratu Anom. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Adat Batuaji, Kecamatan Sukawati, Gianyar belum lama ini menggelar upacara perawatan (ngodakin) Sesuhunan. Tiga sesuhunan yang di-odakin yakni Ratu Gede, Ratu Ayu dan Ratu Anom. Ngodakin sesuhunan berlangsung di Pura Desa Batuaji. Upacara ngodakin dirangkai dengan sejumlah ritual diawali dengan upacara ngeluhur dilanjutkan munggel, ngodakin, ngeratep, upacara pasupati dan sejumlah ritual lainnya.

Bendesa Adat Batuaji, Made Susun mengatakan, ngodakin tiga sesuhunan yakni Ratu Gede, Ratu Ayu dan Ratu Anom berdasarkan keputusan paruman krama. “Berdasarkan keputusan paruman untuk dilakukan ngodakin karena tiga sesuhunan sudah lama atau sekitar 20 tahun lebih belum di-odakin,” katanya.

Baca juga:  Palebon Puri Ubud akan Digelar 2 Maret, Badenya Setinggi 24 Meter

Upacara ngodakin diawali dengan ngeluhur, langsung munggel pada Anggara Wage Tilem, Selasa 25 Oktober 2022. Ngodakin tiga sesuhunan berlangsung sekitar empat bulan dikerjakan oleh seniman Cokorda Raka Tisnu dari Puri Singapadu.

Setelah rampung ngodakin dilanjutkan dengan upacara pasupati pada Soma Kliwon Krulut, Senin (13/2). Paginya diawali dengan ngeratep oleh Bupati Gianyar, I Made Mahayastra.

Dalam acara pasupati di-puput Ida Pedanda Buda Geriya Sukawati. Dalam kesempatan itu juga dihadiri Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace. Malam hari dilakukan Ngerehang di Setra Desa Adat Batuaji. Kemudian dilanjutkan dengan malancaran keliling desa hingga pukul 03.00 dini hari. Besoknya dilanjutkan acara lunga ke Pantai Lembeng, Sukawati.

Baca juga:  Palebon Ida Anak Agung Istri Mas, Simak Pengalihan Arus Lalin di Pusat Kota Gianyar

Untuk selanjutnya napak pertiwi berlangsung di Jaba Pura Dalem, dan langsung masineb di Gedong Panyimpenan Pura Desa Batuaji.

Bendesa Made Susun menyampaikan untuk kegiatan ngodakin 3 sesuhunan, biaya dihabiskan mencapai  Rp700 juta bersumber dari dana masyarakat 217 KK, dana punia, dana kas desa adat, bazar, punia Bupati Gianyar dan punia dari Wakil Gubernur Bali. “Sumber dana punia masyarakat, bazar, dana kas desa, punia dari Bupati Gianyar dan punia dari Wakil Gubernur Bali,” kata Bendesa Adat Batuaji. (kmb/balipost)

Baca juga:  Kader Pelestari Budaya Gianyar Gelar Kemah Budaya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *