Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap orang mengalami emosi yang pasang surut, tapi orang yang memiliki gangguan bipolar mengalami pasang surut emosi yang cukup parah. Gangguan bipolar menyebabkan perubahan serius dalam suasana hati, energi, pemikiran, dan perilaku.

Siklus ini berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Gangguan bipolar dapat mengganggu aktivitas seseorang dalam sehari-hari. Namun, masih banyak yang salah mengartikan gangguan bipolar. Untuk meluruskannya, berikut beberapa mitos tentang gangguan bipolar yang dilansir dari Help Guide.

1. Tidak Dapat Menjalani Kehidupan Normal

Orang dengan gangguan bipolar kerap dianggap tidak bisa menjalani kehidupan dengan baik dan normal. Namun, faktanya banyak orang dengan gangguan bipolar memiliki karier yang sukses, kehidupan keluarga yang bahagia, dan hubungan yang memuaskan. Hidup dengan gangguan bipolar memang sebuah tantangan, tapi dengan menjalani perawatan, terapi, dan memiliki support system, mereka bisa hidup dengan baik sambil mengatasi gejala yang dialami.

Baca juga:  Mitos Efek Samping Kedelai

2. Perubahan Emosi yang Cepat

Mania merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang merasa bersemangat secara fisik dan mental. Beberapa orang dengan gangguan bipolar memiliki emosi yang tidak stabil, sehingga secara bergantian dapat mengalami perubahan kondisi antara mania dan depresi secara ekstrim. Namun, sebagian besar lebih mengalami depresi dibanding mania. Mania yang dialami juga sangat ringan, bahkan tidak dikenali.

3. Gangguan Bipolar Hanya Memengaruh Suasana Hati

Baca juga:  Dari Bali Kembali Pecah Rekor hingga Gubernur Koster Sebut Sejak Januari

Faktanya, gangguan bipolar juga memengaruhi tingkat energi, penilaian, ingatan, konsentrasi, nafsu makan, pola tidur, dan kepercayaan diri. Selain itu, gangguan bipolar juga dikaitkan dengan kecemasan, penyalahgunaan zat, dan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes, penyakit jantung, migrain, dan tekanan darah tinggi.

4. Tidak Ada yang Bisa Dilakukan Selain Minum Obat

Beberapa orang percaya bahwa hanya obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar. Meskipun pengobatan adalah dasar dari pengobatan gangguan bipolar, terapi juga memainkan peranan penting. Gejala bipolar juga dapat dikendalikan dengan berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menjaga pola makan.

Baca juga:  Empat Hotel Ini Siap Tampung OTG COVID-19 dari Klungkung

Jika kamu merasa bahwa kamu memiliki gejala bipolar, sebaiknya kamu jangan self diagnose atau mendiagnosa sendiri dari gejala yang kamu alami. Lebih baik kamu mengunjungi psikolog atau terapi untuk mendapatkan bantuan. (kmb/balipost)

BAGIKAN