Prof. Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. (BP/Istimewa)

Oleh Prof. Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.

Kunjungan kerja Presiden Jokowi menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para warga Buleleng. Betapa kami merasa terhormat daerah kami akan dikunjungi orang nomor satu di Indonesia.

Buleleng akan menjadi sorotan bukan hanya di tataran lokal, regional, namun juga global. Hal ini dapat berdampak semakin dikenalnya tempat-tempat yang dikunjungi oleh rombongan beliau sekaligus akan dapat meningkatkan geliat perekonomian di Kabupaten Buleleng.

Dalam berbagai sumber ada dua tempat yang direncanakan dikunjungi oleh Presiden Jokowi di Buleleng pada hari Selasa 2 Februari 2023 yaitu Bendungan di Desa Tamblang dan Pasar Anyar Buleleng. Untuk kunjungan di tempat kedua tersebut, yaitu Pasar Anyar ada arahan dari pihak pemerintah kepada pengelola agar pasar dipastikan kebersihannya dan akses jalan mudah, aman, dan bersih.

Arahan dan harapan tersebut sangat wajar dan rasional karena jika ada tamu yang datang ke rumah kita, apalagi yang berkunjung adalah seorang presiden, maka tempat yang dikunjungi sudah seharusnya dibersihkan supaya tamu yang berkunjung merasa senang dan nyaman. Di samping harus bersih, tempat tersebut juga dipastikan harus aman, karena tuan rumah harus dapat membuat tamu yang hadir dan berkunjung terjaga dan selamat dari hal-hal yang kurang baik.

Baca juga:  Pancasila, Riwayatnya Nanti

Bapak Jokowi tampaknya memang sangat getol berkunjung ke pasar tradisional. Pasar Anyar yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Buleleng tak luput dari rencana kunjungan kerja beliau. Tentu semua warga sangat senang dan bangga jika tempat yang selama ini mereka ketahui keberadaannya dan kondisinya tersebut dibuat bersih, apalagi ditata menjadi terlihat indah dan asri, berkat adanya kunjungan orang nomor satu di negeri ini.

Hal ini banyak menjadi sorotan para netizen yang kebanyakan warga Buleleng yang ditunjukkan dalam komentar-komentar mereka di medsos. Ada yang positif, namun ada juga yang skeptis. Kenapa demikian, karena ada berbagai cerita yang mereka rasakan dan alami selama ini terkait dengan pasar tradisional tersebut.

Para positivis merasa sangat senang dengan kondisi pasar saat ini, karena dengan usaha dan kerja keras berbagai pihak, terutama pengelola pasar, kondisi pasar bak disulap dalam hitungan hari menjadi bersih, tertata, dan terkesan nyaman. Ini sebuah capaian yang luar biasa. Beberapa dari netizen bahkan sengaja datang berkunjung ke sana untuk mengetahui dan memastikan tempat tersebut memang telah benar-benar bersih dan nyaman untuk dikunjungi oleh para pejabat tinggi terutama Presiden Jokowi.

Baca juga:  Tumpek Krulut, Hari Cinta-Keindahan

Sementara para skeptikal meragukan dan mempertanyakan apakah kondisi bersih dan kenyamanan tersebut bisa bertahan, apalagi dalam waktu lama. Yang namanya pasar, kita semua pasti tahu seperti apa naturalnya pada hari-hari biasa.

Tentu keraguan tersebut beralasan, karena banyak dari kita kurang disiplin dalam memanfaatkan tempat publik baik dilihat dari pedagang atau pembeli, sehingga bukan hanya kelihatan berantakan, dan sampah di mana-mana, tetapi juga kotor dan kumuh, sehingga terkesan bahwa pasar tradisional selalu kurang bersih dan jauh dari nyaman, yang berbeda dari kondisi pasar modern.

Bila kondisi kebersihan dan kenyamanan menjadi tujuan kita, maka sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mempertahankan dan meningkatkannya. Bagaimana caranya? Harus dimulai dengan penegakan aturan oleh pemerintah, terutama pengelola pasar, mulai dari pengaturan dimana saja tempat-tempat berjualan yang semestinya, tempat parkir jangan sampai dijadikan tempat berjualan, serta tempat pejalan kaki juga harus difungsikan sebagaimana seharusnya, bukan sebagai tempat para pedagang kaki lima menggelar dan menjajakan dagangannya.

Baca juga:  Presiden Lantik Maruli Simanjuntak Jadi Kasad

Pun halnya dengan sampah yang menjadi limbah pasar, ini harus benar-benar menjadi perhatian, agar jangan sampai ada sampah yang menggunung apalagi sampai membusuk, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan kurang sedap dipandang mata, serta menjadi sarang tikus dan penyakit.

Berbagai pihak harus benar-benar mengikuti semua aturan yang diberlakukan pemerintah (atau pengelola pasar), seperti misalnya para pedagang harus membuang limbah pada tempatnya dan mereka juga harus memfasilitasi dengan penyediaan tong sampah yang mencukupi serta dibersihkan secara teratur dan regular.

Penegakan aturan tersebut perlu pembiasaan dan ketegasan supaya semua warga mengikuti aturan dengan disiplin. Bila ada yang melanggar, harus dikenakan sangsi. Ini sangat perlu dilakukan agar masyarakat bisa menghargai aturan sehingga apa yang menjadi tujuan bersama yaitu pasar tradisional yang bersih dan nyaman dapat tercapai dan berlangsung lama, bukan hanya pada saat Bapak Presiden Jokowi datang saja.

Penulis, Guru Besar Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *