Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya bersama Gubernur Bali, Wayan Koster (tengah) menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk Air Tanah (the United Nations Summit on Groundwater) di Markas Besar UNESCO di Paris. (BP/Istimewa)

PARIS, BALIPOST.com – Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, bersama Wayan Koster, Gubernur Bali dengan didampingi Muhammad Oemar, Duta Besar/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO dan Prof. Ismunandar, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, telah menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk Air Tanah (the United Nations Summit on Groundwater) di Markas Besar UNESCO di Paris, pada 7-8 Desember 2022. Dalam KTT itu dilaksanakan serah terima tongkat estafet penyelenggaraan World Water Forum, yaitu dari Menteri Perairan dan Sanitasi Senegal kepada Presiden World Water Council, yang kemudian disampaikan kepada Menteri LHK sebagai wakil dari Pemerintah RI.

Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk Air Tanah merupakan salah satu milestone penting menuju penyelenggaraan World Water Forum 2024. Pertemuan Tingkat Tinggi tersebut dihadiri 16 Menteri dari berbagai Negara, serta pimpinan Badan PBB, pimpinan organisasi internasional, para pembuat kebijakan, pakar/ilmuwan dan kelompok pemuda, yang diperkirakan total sekitar 1.000 peserta (fisik dan virtual).

Pada Sesi Pembukaan, Rabu (7/12), Menteri LHK, dikutip dari rilisnya, menggarisbawahi komitmen Indonesia mengenai pentingnya sinergi kebijakan pengelolaan air tanah dalam tata kelola sumber daya air melalui pendekatan bentang alam, guna melindungi kuantitas dan kualitas sumber daya air tanah, dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Penerapan konsep Smart Water Management System disebutkan dapat menjadi opsi dalam mengatasi permasalahan air tanah saat ini dan di masa mendatang, dalam kerangka kebijakan sumber daya air terpadu.

Baca juga:  Zona Orange Ini Terbanyak Sumbang Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Menteri LHK mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam kolaborasi lintas sektoral menuju pengelolaan air secara berkelanjutan. Faktor ketersediaan sumber daya air harus menjadi salah satu pertimbangan dalam rencana pembangunan; bahwa pembangunan infrastruktur harus mendukung upaya pelestarian lingkungan. Kebijakan pengelolaan air tanah juga perlu didukung dengan penerapan teknologi pemanenan dan perlindungan sumber daya air.

Tidak kalah penting adalah sinergi dengan kebutuhan masyarakat untuk penggunaan air yang efisien untuk kegiatan pertanian.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Menteri LHK, mewakili Pemerintah RI, mengundang seluruh peserta untuk menghadiri World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada Mei 2024 mendatang. Terpilihnya Bali merupkaan bentuk kepercayaan masyarakat internasional terhadap peran kepemimpinan dan komitmen Indonesia dalam isu pengelolaan air.

Baca juga:  Bicara di Kick Off Meeting WWF, Honorary President WWC Brasil Terkesan Pidato Gubernur Koster

Tidak hanya pada sesi pembukaan, undangan menghadiri WWF ke-10 juga disampaikan Menteri LHK pada Special Session on WWF di sore harinya. Pada Special Session on WWF, Gubernur Bali I Wayan Koster menegaskan komitmen dan kesiapan Pemerintah Provinsi Bali untuk kesuksesan penyelenggaraan WWF ke-10.

Seluruh delegasi dipastikan akan mendapatkan pelayanan terbaik, melalui keindahan alam, keunikan budaya dan keramahtamahan masyarakat Bali. Penyelenggaraan WWF X juga bertepatan dengan hari baik menurut kearifan lokal Bali yaitu Hari Tumpek Uye, yang merupakan Hari
Penyucian dan Pemuliaan Sumber Air sebagai sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia.

Dalam rangkaian UN Summit on Groundwater tersebut, Indonesia mendapatkan kehormatan mendapatkan sesi khusus untuk memperkenalkan nuansa Bali melalui pertunjukan tari dan Gamelan Bali pada sesi pembukaan. Pertunjukan Tari Legong Tapak Dara dan Gamelan live
dengan dekorasi khas Bali di panggung Ruang I UNESCO HQ, menjadi highlight pada sesi pembukaan dan mendapatkan apresiasi tinggi dari seluruh peserta yang hadir.

Nuansa Bali juga diperlihatkan melalui penyelenggaraan cocktail reception pada 7 Desember 2022, yang difasilitasi oleh KBRI Paris/Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, dengan dukungan penuh dari Kementerian PUPR sebagai pengampu utama Pemerintah untuk isu air tanah.
Sekitar 700 peserta yang hadir di Pertemuan Tingkat Tinggi sangat mengapresiasi dan menikmati berbagai sajian makanan khas Indonesia yang disajikan di cocktail reception, diiringi penampilan Tari Panyembrama, lantunan live Gamelan Bali, dan penampilan suling dari Gus Teja.

Baca juga:  Lanal Denpasar Buka Penerimaan Prajurit TNI AL Gratis

Indonesia juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan nuansa Bali melalui penyelenggaraan coffee break pada 8 Desember 2022 sore hari, dengan sajian kopi dan kudapan khas Bali dan penganan khas Indonesia lainnya, yang juga mendapatkan pujian dari peserta yang hadir. Kesempatan promosi kebijakan untuk pengelolaan air tanah dan penyelenggaraan WWF X di Bali juga ditampilkan pada dua hari Pertemuan Tingkat Tinggi, yaitu melalui booth pameran khusus Indonesia.

KTT ditutup dengan seruan kepada seluruh Pemerintah Negara dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan upaya pengelolaan air tanah, yang disebutkan sebagai an invisible life-sustaining resource, secara lebih baik. (kmb/balipost)

BAGIKAN