Peta titik gempa dan gempa susulan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (BP/Antara)

CIANJUR, BALIPOST.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyatakan isu terkait pergerakan Sesar Cimandiri di daerah Sukabumi dan isu erupsi Gunung Gede hanya informasi hoaks. Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan berita tersebut tidak benar.

Ia menegaskan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut. “Berita itu hanya hoaks atau isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas,” kata Rahayu, Rabu (23/11) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Masuki Januari Cuaca di Bali Masih Panas, Ini Penjelasan BMKG

Adapun isu hoaks itu tersebar dalam pesan singkat di media sosial. Isinya yakni ada delapan kawasan yang berpotensi terdampak dari aktivitas Sesar Cimandiri.

Kemudian ada juga pesan suara berisi hoaks mengenai adanya cahaya seperti api menyala di Gunung Gede yang menyebabkan terjadinya erupsi Gunung Gede. Erupsi ini mengakibatkan adanya gempa bumi di Kabupaten Cianjur.

Menurutnya sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi. “Informasi resmi yang diperoleh dari PVMBG, hingga saat ini status Gunung Gede masih dalam status Level I (Normal),” kata dia.

Baca juga:  Penundaan IYC 2021, Bentuk Antisipasi Omicron

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga menurutnya diharapkan hanya percaya pada informasi resmi kebencanaan melalui informasi resmi yang dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BMKG, Basarnas, BNPB, Tagana, TNI, Polri, dan aparat Pemerintahan setempat.

“Jika terjadi bencana gempa bumi, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata dia. (kmb/balipost)

Baca juga:  Ibu Kandung Ketua DPRD Bali Tutup Usia
BAGIKAN