Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Perang Rusia-Ukraina makin memanas setelah adanya ancaman nuklir dari pihak Rusia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut semakin nyatanya ancaman nuklir itu akan berpengaruh pada ekonomi global.

Menurut Luhut, kondisi tersebut dikhawatirkan akan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global ke depan. “Kemungkinan ancaman nuklir semakin nyata, meningkatkan ketidakpastian di ekonomi global,” katanya di Jakarta, Rabu (12/10) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Luhut mengatakan Indonesia akan menghadapi the perfect storm di mana ketidakpastian ekonomi dunia sangat tinggi. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk hati-hati dan waspada.

Baca juga:  Dua Tahun Berturut, PLN Raih Penghargaan Debitur Terbaik dari Kemenkeu

Luhut mengemukakan, perang Rusia-Ukraina tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Bisa jadi akan berlangsung lebih lama.

Ia juga mengaku sudah berbicara dengan sejumlah pihak dari AS dan Eropa yang memprediksi hal yang sama. Hal itu lantaran kondisi terakhir di mana masih terjadi serangan saling membalas antara kedua pihak.

“Kalau hari ini kita lihat bagaimana Rusia bombardir tembak kota Kiev lagi di Ukraina, itu akan menambah keadaan tidak bagus. Dan kalau kita lihat jembatan merah, ini sekarang dibombardir jembatannya, Rusia membalas. Jadi sampai kapan ini terjadi kita tidak tahu. Artinya kalau kita tidak tahu maka minyak dari Rusia, pangan dari Rusia dan Ukraina, itu tidak akan bisa mereka ekspor ke tempat lain,” katanya.

Baca juga:  AS akan Umumkan Sanksi Baru ke Rusia, Sasar Industri Negara Pendukung Perang

Luhut pun meminta kondisi di luar negeri itu perlu jadi perhatian semua meski masih kondisi di dalam negeri masih relatif baik. “Di luar itu bisa terjadi macam-macam. Saya lihat kemarin ada concern baru mengenai kapal selam dari Rusia, sekarang tiba-tiba muncul di Arktik,” katanya.

Hal tersebut, menurut Luhut, akan makin mendorong ketidakpastian begitu pula dengan risiko geopolitik. “Itu masalah yang perlu kita hadapi untuk kita buat perencanaan di negeri kita ke depan,” katanya.

Baca juga:  Seratusan ZOM Termasuk Bali akan Awali Musim Hujan di September

Pemerintah sendiri, lanjut Luhut, sepakat untuk melakukan stress test di berbagai bidang jika badai tersebut terjadi. Stress test dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat menjadi titik lemah ekonomi Indonesia sekaligus langkah untuk mengatasinya.

Sebagai tentara, upaya kontigensi merupakan hal yang dilakukan dalam menghadapi ancaman. “Kita akan menghadapi perfect storm ini, jadi tolong kita semua hati-hati. Ketidakpastian ekonomi dunia menurut saya sangat tinggi maka Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN