Tempat membuatan garam milik I Ketut Merta, di Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, rusak akibat diterjang gelombang tinggi. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Keberadaan lahan pertanian garam warga di Banjar Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem kian terkikis. Hal ini disebabkan abrasi yang melandai pesisir itu.

Salah seorang warga, I Komang Suidep, mengakui, kalau lahan pertanian garam warga tergerus sejak dulu. Bahkan setiap tahunnya, ada petani garam berpindah karena lahan sebelumnya terkikis.

“Setiap tahun pasti ada abrasi di Pengalon. Lahan petani garam terus terkikis. Lahan area parkir jukung terus maju dikarenakan tergerus air laut. Kemungkinan akan terus abrasi,” ungkapnya.

Baca juga:  Tsunami di Pantai Palu, BNPB Sebut Sejumlah Korban Meninggal Tertimpa Bangunan

Suidep, menambahkan, saat ini laut pasang, gelombang pasti menerjang lahan pertanian garam. Pihaknya berharap, pemerintah bisa memasang tanggul untuk mengantisipasi abrasi. “Pesisir pantai Pengalon banyak permukiman, penduduk semakin padat,” katanya.

Kabid Sumber Daya Air (SDA), Dinas Perumahan dan PUPR Karangasem, Made Wiguna, mengatakan, tahun 2023, sekitar 5 kilometer pesisir pantai yang terancam abrasi akan ditangani BWS-JICA. Penangganannya dari Pantai Buitan, Kecamatan Manggis-Candidasa, Bugbug, Karangasem.

Baca juga:  Ekspor Beras Merah Cendana Terhenti, Petani Harapkan Perantara ke Negara Potensial

Sistem penanganan dengan cara membangun tanggul. “Kami berharap, penanganan pesisir pantai dapat perhatian dari Pemerintah Pusat, Balai Wilayah Sungai, Provinsi. Dan kami akan terus berupaya untuk mengusulkan perbaikan, agar pantai rawan abrasi berkurang, dan dampaknya tak terlalu signifikan,” ujarnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *