Dua orang wisatawan menuju bangunan Pasar Badung, Denpasar. Para pengusaha lokal mengharapkan Bali bukan hanya dijadikan tempat pertemuan G20, tapi kegiatan itu bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah kegiatan Presidensi G20, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi dari pertemuan ini dilaksanakan di Bali. Para pengusaha lokal mengharapkan Bali bukan hanya dijadikan tempat pertemuan, tapi kegiatan itu bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali.

Salah satu pengusaha di Bali yang juga merupakan anggota Kadin Bali, Nyoman Santyawan, Selasa (30/8) mengatakan, pengusaha Bali menginginkan pemerataan. “Jangan hanya melakukan pertemuan di Bali, tapi mereka (pengusaha Bali) juga diberikan kesempatan melalui Kadin Bali untuk bertemu dengan potensi-potensi, klien-klien, investor luar,” ujarnya.

Sejauh ini hanya tempat-tempat tertentu yang ditunjuk untuk delegasi G20 yaitu lebih banyak di daerah Nusa Dua. “Kalau bisa dibuatkan suatu pemerataan, jangan hanya di Nusa Dua, tapi juga di tempat lain seperti
Kuta, Legian, Seminyak,” bebernya.

Baca juga:  Bali Siap Sambut Wisman, Wagub Jelaskan Skemanya

Pengusaha Bali yang saat ini kesulitan mendapatkan bantuan likuditas tambahan dari pemerintah, ditambah rencana kenaikan BBM subsidi dan kenaikan bahan pokok, serta kenaikan suku bunga BI7DRR, akan semakin mempersulit pengusaha Bali tumbuh pesat. Kesulitan ini tidak bisa serta merta bisa tertolong dengan diselenggarakannya Presidensi
G20 di Bali karena tidak meratanya kue ekonomi dari event tersebut.

“Kondisi ini memang sangat berat sekali karena waktu pandemi pengusaha Bali banyak yang usahanya tidak berjalan, terutama di sektor pariwisata. Ini yang kita harap sebenarnya dari pemerintah ada bantuan
seperti perbankan dengan adanya restrukturisasi, apalagi pada saat dimulainya Bali akan bangkit, ini diperlukan dana-dana untuk merenovasi atau memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada saat pandemi,” ungkapnya.

Baca juga:  2021, Pariwisata Bali akan Fokus Hal Ini

Sementara itu, Akademisi Ekonomi dan Bisnis dari
Udayana Prof. Wayan Ramantha mengatakan, untuk dapat memetik peluang G20 harus melihat ekonomi secara makro regional Bali. Terkait keuntungan pelaksanaan G20 di Bali jelas paling tidak ada tiga yaitu, alokasi APBN baik untuk operasional pelaksanaan G20, maupun untuk perbaikan-perbaikan
infrastruktur penunjang G20. Seperti perbaikan jalan, jembatan, dan banyak hal yang diperbaiki terutama di tempat-tempat pelaksanaan G20. Secara makro akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bagi pariwisata Bali akan memperoleh promosi gratis karena pariwisata Bali paling terpuruk akibat COVID-19. Dengan adanya G20, kehadiran kepala negara, para menteri, akan menjadi sarana promosi gratis bahwa Bali sangat aman dan nyaman untuk berwisata.

Baca juga:  Dari Duktang Mabuk-mabukan hingga Mantan Bupati Karangasem Nyaleg

Dengan demikian, walaupun tidak secara langsung memberikan dampak pada tahun ini namun pengaruhnya bisa dirasakan tahun-tahun berikutnya. Secara langsung bagi UMKM Bali, pasti dipergunakan untuk pelaksanaan G20.

Di samping itu para delegasi yang datang, di samping presiden dan para menteri pasti akan mengunjungi UMKM Bali tidak hanya di pameran tapi juga berkunjung ke seluruh Bali sehingga bisa meningkatkan omzet UMKM.

Selain itu juga jasa transportasi dan akomodasi pasti diperlukan. Tidak semua delegasi disediakan mobil oleh pemerintah. Kalaupun disediakan pemerintah, hanya untuk tamu-tamu tertentu sehingga kekurangannya bisa diambil peluangnya oleh pelaku usaha lokal. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN