Presiden Joko Widodo (kanan) bertemu dengan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Bogor, Kamis (16/6). (BP/Humas Setkab)

JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6). Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan pihaknya mengajak Jerman untuk meningkatkan investasi di industri teknologi tinggi.

Salah satunya terkait pabrik semikonduktor. “Saya mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia,” kata Presiden Jokowi, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Presiden mengharapkan pabrik chip semikonduktor di Indonesia dapat menjadi bagian dari rantai pasok global. Selain itu, Presiden menawarkan investasi di sektor industri hijau di Indonesia.

Baca juga:  Jika Sembako dan Pendidikan Dikenai Pajak, Ini Dampaknya

“Saya sampaikan kembali tawaran kepada Jerman untuk membangun Jerman Industrial Quarter di salah satu kawasan industri di Indonesia,” kata Jokowi.

Selain membahas investasi di industri teknologi tinggi, Jokowi dan Steinmeier membahas beberapa agenda lain, seperti kerja sama pengembangan sumber daya manusia untuk industri 4.0.

Indonesia, kata Jokowi, akan kembali menjadi Official Partner Country dari Hannover Messe pada 2023  yang merupakan pameran industri perdagangan terbesar di dunia dengan topik utama perkembangan industri.

Baca juga:  Jokowi Berencana Keluarkan Inpres Tracing COVID-19

Kedua pemimpin turut membahas kerja sama untuk mengatasi perubahan iklim. Jokowi mengapresiasi dukungan Jerman dalam pembangunan Inisiatif Infrastruktur Hijau senilai 2,5 miliar euro, dan pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari lalu.

Jokowi dan Steinmeier membahas kerja sama untuk mengatasi dampak ekonomi perang di Ukraina dan kerja sama untuk menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

“Saya juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang di Ukraina, khususnya untuk pangan dan energi, serta terkait kerja sama di kawasan Indo-Pasifik. Saya kembali tekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif yang mengedepankan kolaborasi, bukan pembendungan atau contaiment dalam spirit kerja sama multiralisme dan perdamaian,” jelas Jokowi. (kmb/balipost)

Baca juga:  Program Mina Padi Terkendala Debit Air
BAGIKAN