Tangkapan layar Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com –  Secara keseluruhan perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara. Bahkan kasus harian Indonesia hanya bertambah ratusan orang sedangkan di negara lain mencapai ribuan. Demikian dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai Rapat Terbatas dengan Presiden dipantau di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/6).

Ia memaparkan kasus harian di Indonesia mencapai 574 orang. Bandingkan dengan sejumlah negara yang sedang mengalami kenaikan, seperti di Australia bisa mencapai 16 ribuan, India 8.500 orang, Singapura 3.100, dan Thailand 1.400. “Bahkan Malaysia 1.700 orang,” ungkapnya.

Kalau dilihat dari reproduksi kasus ekfetif, Indonesia relatif stabil di angka 1, di luar Jawa-Bali juga masih 1, Nusa Tenggara 0,99, dan Papua juga 0,99. Secara nasional, angka kesembuhan mencapai 97 persen dan angka kematian 2,58 persen. “Kita lihat penularan kasus kebanyakan lokal, yang kasus di dari perjalanan luar negeri sekitar 25 kasus,” ujar Menko Airlangga.

Baca juga:  Seluruh Zona Merah COVID-19 di Bali Jadi 5 Besar Penyumbang Kasus Terbanyak

Untuk keterisian rumah sakit luar Jawa-Bali, BOR RS COVID-19 relatif rendah. Terkait perkembangan vaksinasi, cakupan yang masih di bawah 70 persen untuk dosis pertama adalah Papua Barat dan Papua.

Dosis kedua ada 17 provinsi di atas 70 persen dan 10 provinsi di bawah 70 persen. “Provinsi yang relatif rendah di bawah 50 persen adalah Maluku, Papua Barat, dan Papua,” paparnya.

Baca juga:  Golkar Wacanakan Perpanjang Masa Jabatan Presiden

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan Presiden Joko Widodo meminta agar vaksinasi dosis ketiga (booster) terus ditingkatkan. Terutama untuk berbagai kegiatan yang menimbulkan kerumunan, seperti acara musik, kesenian, dan melibatkan masyarakat. “Kegiatan-kegiatan yang menuai ataupun membuat kerumunan, vaksinasi ketiga akan terus didorong,” tegasnya.

Ia juga memaparkan realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), keseluruhan realisasinya mencapai 20,9 persen atau Rp95,13 triliun dari total Rp455,62 triliun. Rinciannya, sebanyak 20 persen atau Rp24,46 triliun dari bidang kesehatan yang digunakan untuk klaim tenaga kesehatan, insentif perpajakan vaksin dan alat kesehatan, kemudian juga terkait pengadaan vaksin dan DanaDdesa.

Baca juga:  Jurnal Q1 Internasional Didominasi UI Sepanjang Tahun 2023

Sedangkan dari sisi perlindungan masyarakat, realisasinya telah mencapai 36,1 persen atau Rp55,85 triliun yang digunakan untuk Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, BLT minyak goreng, BLT Desa , Bantuan Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan serta Kartu Pra Kerja

“Di samping itu, pemulihan ekonomi ada 8,3 persen atau Rp14,83 triliun dari Rp178 triliun, ini antara lain untuk di sektor pariwisata, dukungan UMKM dan fasilitas perpajakan,” paparnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN