Menkominfo menyerahkan penghargaan kepada tim penyelamat, penyintas dan keluarga korban. Mereka juga menerima santunan sebagai ucapan terima kasih. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sembilan pekerja PT Palapa Timur Telematika yang diserang saat melakukan pemeliharaan infrastruktur TIK di site repeater B23 di Distrik Mulia Kabupaten Puncak di Papua memperoleh penghargaan dari pemerintah. Delapan di antaranya gugur dalam serangan senjata yang terjadi pada 2 Maret 2022 sekitar pukul 03.00 WIT tersebut.

Delapan korban meninggal adalah Bona Simanulang, Renal Tagase, Bili Gadi Balen, Jamaluddin, Syahrul Nurdiansyah, Eko Satyansah, Bebi Tabuni, dan Ibo. Sedangkan satu penyintas atas nama Nelson Sarira.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan penghargaan atas jasa itu agar senantiasa menjadi teladan dan bagian sejarah dalam membangun infrastruktur digital di Indonesia. “Pemerintah memberikan penghargaan bagi pejuang telekomunikasi agar jasa dan pengorbanan mereka dalam mengembangkan konektivitas digital hingga ke pelosok tanah air, selalu tetap dapat diingat dan menjadi teladan bagi kita semua. Dan selalu ingat kontribusi mereka tidak hanya dalam pemerataan jaringan telekomunikasi tapi juga andil besar besar mereka dalam pembangunan negeri kita,” ungkapnya dalam Pemberian Penghargaan Piagam Kehormatan kepada 9 Pejuang Telekomunikasi, di Kantor Kementerian Kominfo, Kamis (17/3).

Baca juga:  Cookies Bon Gout Kolaborasi Branding dengan Wonderful Indonesia

Menkominfo, dalam rilisnya, mengakui perjuangan itu akan memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat, terutama ekosistem telekomunikasi di Indonesia. “Saya berharap perjuangan mereka tidak sia-sia, pengorbanan menjadi bagian dari sejarah kita untuk kita memanfaatkan pembangunan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita kehilangan orang-orang yang memberikan dampak luar biasa bagi kemajuan bersama,” ujarnya.

Menurut Menkominfo, upaya membangun infrastruktur digital untuk menghadirkan konektivitas digital nasional baik di daerah terpencil, tertinggal dan terdepan memiliki tantangan yang tidak mudah akibat faktor bentang alam dan sarana transportasi serta keamanan. “Dari faktor bentang alam yang luar biasa, sarana transportasi dengan tantangan tersendiri hingga situasi keamanan,” tuturnya.

Baca juga:  Puluhan Anggota Korem Dikirim ke Papua

Menteri Johnny mengapresiasi para pekerja yang mengabdikan diri di Papua adalah pribadi yang luar biasa dengan tugas mulia membangun infrastruktur digital untuk mengejar ketertinggalan dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa yang lain. “Penyerangan terhadap 9 pekerja PT. PTT yang saat itu melakukan pemeliharaan infrastruktur TIK di site repeater B23 di Distrik Mulia Kabupaten Puncak di Papua memberikan rasa duka yang mendalam,” tandasnya.

Kepada keluarga besar korban dan penyintas, Menkominfo menyampaikan duka mendalam. “Sebagai Menteri Kominfo saya menyampaikan bela sungkawa dan duka cita mendalam. Saya mengecam keras tindakan kekerasan yang berdampak ada kematian. Hal itu tidak mencerminkan rasa kemanusian, tidak menunjukkan nilai kekerabatan sebagai bangsa,” tegasnya.

Baca juga:  Munarman Ditangkap Densus 88

Sementara itu, Dirut BAKTI Kementerian Kominfo Anang Latif menyatakan penghargaan untuk delapan orang korban dan seorang penyintas akibat tindak terorisme bukan hanya seremonial belaka. “Delapan korban dan satu penyintas Palawan Telekomunikasi punya Keluarga yang terpaksa ditinggalkan. Acara ini memiliki makna memuliakan kehidupan atas perjuangan para korban dan penyintas,” ujarnya.

Direktur Utama PT Palapa Timur Telematika Leon M. Kakisma juga menyampaikan duka dan kesedihan yang mendalam. “Kami sangat kehilangan atas kepergian sahabat, rekan, karyawan dan keluarga kami. Ketika kita semua berupaya membangun tol langit untuk mewujudkan akses telekomunikasi bagi rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Dalam acara itu diserahkan penghargaan kepada tim penyelamat, penyintas dan keluarga korban. Mereka juga menerima santunan sebagai ucapan terima kasih. (kmb/balipost)

BAGIKAN